Semarang, Jatengnews.id – Pagi ini Presiden RI Joko Widodo memerintahkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tidak melakukan kegiatan pada Sabtu (17/8/2024) pukul 10:00 Wib.
Kiranya, hal tersebut menjadi penghormatan kepada para pendahulu kita yang telah berjuang membawa Indonesia menjadi negara yang merdeka.
Sehingga setelah Presiden RI pertama Soekarno membacakan naskah Proklamasi pada 17 Agustus 1945 pada pukul 10:00 Wib, sehingga setiap tahunnya diperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI.
Baca juga: Peringatan HUT RI Ke-79, Grobogan Bersholawat Hadirkan Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf
Pada HUT ke 79 ini, diseluruh penjuru negara Indononesia berbondong-bondong melaksanakan Upacara, dari mulai di kampung hingga dilapangan pusat daerah bersama instansi-instansi.
Tak kalah semangatnya, para nelayan yang ada di Rt/Rw 06/16 Tambakrejo, Tanjung Mas Kota Semarang mereka bahkan nekat melakukan upacara di atas laut.
Terlihat pagi ini sekitar pukul 10:00 Wib, puluhan warga Tambakrejo pergi dengan 11 prahu mereka menuju rumpon (budidaya kerang hijau) yang telah mereka siapkan untuk berupacara.
“Ini sebagai bentuk penghormatan kami terhadap pekerjaan sebagai nelayan dan budidaya kerang hijau. Alhamdulillah ini diatas rumpon milik warga Tambakrejo,” paparnya Ketua Rt setempat yang juga sebagai pembina upacara diatas laut, Rohmadi (53), Sabtu (17/8/2024) pagi.
Bagi mereka, rumpon ini menjadi salah satu hak yang harus dijaga karena menjadi profesi masyarakat setempat sehingga mampu mengangkat ekonomi.
Ketergatungan masyarakat terhadap laut, menjadi simbol kekuatan bangkitnya negara ini untuk tetap menjaga kelestariannya sehingga cerita nenek moyangku seorang pelaut bukan hanya dongeng belaka.
Ditemani desir angin laut yang cukup kencan, serta pemandang pembangunan tol laut sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) tak mengurangi khidmadnya upacara bendera yang dilakukan para Nelayan.
Jika melihat nasib mereka hari ini, hidupnya benar-benar seperti menaiki prahu ditengah lautan sehingga terombang-ambing. Meskipun mereka masih harus memikirkan nasib rumahnya yang belum bersurat dan setiap saat bisa teramcam banjir rob, kini persolan baru dimana mereka dituding membangun rumpon diatas lautan milik PT Pelindo.
Meski situasinya sedemikian rumitnya, pada saat mendirikan tiang bendera tersebut mereka tampak tetap bersemangat dan bahu membahu mengibarkan bendera merah putih diatas laut Utara wilayah perairan Kota Semarang.
Usai bendera tersebut berkibar, para nelayan tersebut memberikan hormat sebagai tanda peenghormatan kepada simbol negara yang telah diperjungkan para pendahulu.
Disela-sela Rohmadi memberikan amanat pembina upacara, dirinya mengingatkan kepada generasi penerus dari mulai anak-anak hingga para pemuda yang mengikuti proses upacara, untuk berfikir bagaimana pentingnya pendidikan.
“Jika melihat masyarakat kita ini khususnya yang sudah menjadi orang tua. Banyak yang putus sekolah, tidak sekolah bahkan buta huruf. Kalau ada yang bersekolah itu hanya sekedar kelas 3-4 sudah lulus karena ekonomi kami kurang (sehingga mereka ikut bekerja),” paparnya kondisi pendidikan masyarakatnya.
Dari raut mukanya, ia bersama orang tua lain di desa tersebut menaruh besar harapan kepada para pemuda untuk tetap belajar supaya mampu membantu kepada masyarakat kecil ketika berhadapan dengan ligkaran oligarki pemerintahan yang tak jarang merugikan rakyat Nelayan.
Saat ini, para penerusnya mulai sedikit-sedikit sadar akan pentingnya pendidikan. “Tamu atau mahasiswa yang datang ke Tambakrejo menimbulkan kecemburuan agar genersi Tambakrejo. Ketika melihat mereka datang dengan status mahasisea dan sebagainya, sekarang orang tua dan anak-anak kami bersatu padu menjadikan cita-cita menjadi lebih tinggi dari orang tuanya,” terangnya.
Harapanya, dengan generasi yang berpendidikan ini nanti, mampu menjunjung martabat orang tua dan menjaga hak-hak nelayan di wilayah Tambakrejo Kota Semarang.
“Semoga dengan mereka kuliah, merek punya pemikiran yang dapat membantu lingkungan nelayan, sehingga didengar oleh para pemerintah,” ujarnya.
Sebagai perwakilan remaja Tambakrejo, Dinda Dwi (20) mengarasa mendapat pengalaman baru karena bisa upacara diatas laut. “Sangat seru, ini pertama kali kita mengadakan upacara di atas laut. Sebelumnya kita upacara di darat,” ucap petugas pembawa acara tersebut dengan penuh semangat.
Disinggung soal amanat pembina, yang memohon kepada generasi penerus untuk memikirkan akan pentingnya pendidikan, diriny juga merasa senang.
Baca juga: Forkompimda Karanganyar Ikuti Upacara HUT ke 79 RI di IKN Secara Virtual
“Dulu rata-rata hanya tamatan SD paling tinggi SMA. Alhamdulillah sekarang sudah ada yang kuliah, D3, S1 walaupun sambil kerja,” katanya menceritakan kondisi kampungnya.
Meskipun dirinya ingin mencapai pendidikan yang tinggi, ia telah mendeklarasikan dirinya bahwa tidak akan lupa dengan kampung Nelayan Tambakrejo yang menjadi tempat tinggalnya.
“Kita ikut menghargai, anaku harus sekolah tinggi dan meneruskan jadi nelayan,” harapnya untuk masa depan kampungnya. (Kamal-02)