28 C
Semarang
, 5 December 2024
spot_img

Sensasi Pedas Empis-empis Khas Temanggung yang Menggoda

Temanggung, Jatengnews.id – Penyuka masakan dengan sensasi pedas wajib mencoba makanan tradisional yang satu ini, empis-empis. Tampilannya begitu menggoda dengan kuah yang bergelimang potongan cabai hijau yang royal di dalamnya.

Hampir semua warung makan tradisional di kawasan ini menjualnya, tentu dengan cita rasa dan racikan yang berbeda-beda. Karenanya, berasa belum ke Temanggung jika belum menjajal empis-empis.

Baca juga : Pemkab Temanggung Jamin Hewan Kurban Sehat dan Cukup

Salah satu penjual Empis-empis yang paling lama dan sudah dikenal adalah Warung ARUM 1 atau dikenal pula dengan Warung Ijo. Letaknya dipojok selatan Alun-Alun Temanggung, dekat Kantor DPRD setempat. Pemiliknya Sri Aminah (60 Th) warga Ngepoh, Kecamatan Kranggan, Temanggung.

Sejak awal berdirinya, menu utama yang disajikan adalah empis-empis tempe bungkil atau tempe bongkrek yang dimasak dengan santan kelapa dan potongan cabai keriting hijau dan cabai rawit hijau.

“Ibu saya suka masak makanan seperti itu, lalu disebut empis-empis. Jadi sampai sekarang dikenal empis-empis,” terangnya dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng Senin (24/06/2024).

Empis-empis dibuat dari bawang merang dan bawang putih dihaluskan, tomat hijau, daun salam, lengkuas, santan kelapa, dan tentu saja cabai hijau sebagai bumbu utama. Jika yang dimasak adalah empis-empis daging, maka harus ditambahkan jahe untuk menghilangkan bau amis.

Setelah matang, kuah empis-empis akan berwarna kuning kehijauan. Kuah santan ini bisa ditambahkan sesuai selera. Biasanya empis-empis menggunakan sangat sedikit kuah, sehingga tampilannya terkesan ‘nyemek‘.

Mengapa bisa dinamakan empis-empis? Menurut Aminah, masakan dengan cabai hijau yang amat pedas, membuat sensasi rasa panas di mulut. Ekspresi dari rasa pedas yang berlebihan membuat orang yang makan seperti tersengal atau bahasa Jawanya mengkis-mengkis, sehingga dinamakan empis-empis.

“Saking pedasnya, sampai nafasnya ‘mengkis-mengkis’atau terengah-engah menahan pedas. Karena itu, masakan ini disebut empis-empis,” terang Aminah.

Diakui wanita yang generasi kedua pengelola Warung Ijo, menu paling laku dan paling banyak dicari orang adalah empis-empis. Karenanya, hingga sekarang Aminah tetap bertahan mengolah dan menjualnya. Sekali memasak empis-empis, Aminah bisa mencampurkan 1,5 kilogram cabai keriting hijau dan cabai rawit hijau.

“Ciri khasnya empis-empis ini banyak cabai hijaunya dengan rasa pedas yang tajam. Cabai hijau ini membedakannya dengan masakan yang menggunakan cabai merah atau rawit merah untuk menandai masakan oseng atau sambal goreng,” ujar Aminah.

Seiring berkembangnya zaman, empis-empis juga dibuat dengan berbagai varian, seperti empis-empis tahu, tongkol, daging, dan rempelo ati. Sebab, sekarang peminat tempe bungkil sudah sangat jarang. Masyarakat lebih familier dengan tahu, tongkol, dan daging. Empis-empis merupakan makanan yang wajib disajikan pada acara hajatan di Temanggung.

Satu porsi empis-empis di warung milik Aminah ini dijual dengan harga Rp 5000. Namun, diakuinya, jika harga cabai sedang tinggi, maka porsi empis-empis yang dijual akan dikurangi, meski masih dijual dengan harga yang sama.

Supanggih (60 Th), salah seorang warga Jampiroso Selatan, Temanggung, mengaku amat menyukai empis-empis. Karenanya, tiap berkunjung ke warung-warung tradisional, ia selalu mencari menu tersebut.

Baca juga : DP4 Pilkada 2024 di Temanggung Capai 619.518 Orang

“Empis-empis ini kan khas rasanya, pedas, jadi bisa sebagai makanan untuk penghangat badan kalau di daerah dingin seperti Temanggung,” tutur Supanggih. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN