Semarang, JatengNews.id – Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Semarang meminta seluruh sekolah perketat Standard Operating Procedure (SOP) dalam pelaksanaan study tour.
MKKS SMP Kota Semarang minta perketat SOP pelaksanaan study tour, usai menyikapi berita viral tentang kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok beberapa waktu lalu.
“Kami MKKS SMP Kota Semarang ikut prihatin dan menyampaikan berduka cita atas musibah yang terjadi sehingga mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka,” ujar salah satu penggurus MKKS SMP Kota Semarang Drs. Slamet, M.Pd
Slamet yang juga Kepala Sekolah SMP Negeri 38 Semarang ini menyampaikan, turut prihatin atas kejadian kecelakan SMK Lingga Kencana Depok. Tentu menjadi pembelajaran bagi semua insan pendidikan untuk melakukan introspeksi, dan mengevaluasi terhadap berbagai kegiatan di lingkungan pendidikan.
Baca juga: Viral Kecelakaan Bus Pelajar Jabar, Disdikbud Jateng Larang Piknik Sekolah
“Kami yakin semuanya memiliki tujuan yang mulia dalam rangka meningkatkan wawasan, pengetahuan dan karakter peserta didik. Guru dan sekolah yang secara praktis memiliki tugas mendidik dan tidak hanya sekedar mengajar, memiliki berbagai metode yang dapat digunakan untuk memperkaya wawasan, pengetahuan dan teknologi, serta pemantapan karakter peserta didik, yang salah satunya adalah menggukan metode outdoor learning,” jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, maka dari setiap kegiatan perlu untuk direncanakan dengan baik, dilaksanakan dengan baik, bahkan setelah selesaipun juga sangat penting untuk dievaluasi dalam pelaksanaannya dengan baik. Termasuk dampak yang ditimbulkan dalam pembentukan karakter peserta didik.
“Melalui perencanaan yang baik, diharapkan akan semakin memperkecil terjadinya resiko yang berakibat fatal,” tegas Slamet.
3 Poin Harus Diperhatikan
MKKS SMP Kota Semarang dalam kesempatan ini, menyampaikan beberapa hal berkaitan dalam setiap melaksanakan kegiatan termasuk study tour dan apapun bentuk kegiatannya sebagai berikut.
Pertama, rencanakan kegiatan dengan baik, sepertihalnya kegiatan studi tour jika sekolah tidak memiliki kapasitas untuk melaksanakan sendiri, tentu akan bermitra dengan penyelenggara kegiatan dengan pihak lain.
“Hal ini menjadi penting tentu pilih penyelenggara yang kredibel secara administrative maupun secara praktis dalam pengalaman. Misalnya penyelenggara yang tersertifikasi, dan memiliki ijin usaha yang dapat dipertaggungjawabkan,” kata Slamet.
Kedua, rencana kegiatan harus terkomunikasi dengan orang tua, sehingga orang tua juga memahami akan manfaat kegiatan yang dilaksanakan serta tidak kalah pentingnya tidak memberatkan bagi orang tua peserta didik.
Baca juga: Warga Semarang Toleransi ke Bhikkhu Thudong
Ketiga, menggunakan standar operasional yang ketat dan juga dapat dipertanggungjawabkan.
“Termasuk menggunakan armada yang sehat, teruji dengan baik dan benar, sopir juga dalam kondisi sehat dengan memiliki peraturan jam kerja maupun jam istirahat yang cukup,” tambahnya.
Demikian informasi, MKKS SMP Kota Semarang meminta seluruh sekolah perketat SOP dalam pelaksanaan study tour. (01)