31 C
Semarang
, 28 April 2025
spot_img

Hari Tari Dunia di Demak Penari 12 Jam Menari Tanpa Henti

Demak, Jatengnews.id – Ribuan langkah tari mengalir tanpa henti di Pendopo Notobratan Kadilangu, Demak, dalam perhelatan Langen Budaya Hadilangu ke-4, Minggu (27/4/2025) malam.

Acara ini menjadi semakin istimewa karena bertepatan dengan peringatan Hari Tari Dunia, dengan menghadirkan penampilan spektakuler dari 30 sanggar dan sekolah, melibatkan lebih dari 500 penari dari pagi hingga malam hari.

Baca juga : Wali Kota Semarang Agustina Buka Kirab Sesaji Rewanda di Desa Kandri Gunungpati

Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, yang mewakili Pemkab Demak, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang mendukung suksesnya acara ini.

“Sebagai perwakilan Pemkab, saya mengucapkan terima kasih kepada Kasepuhan dan Notobratan yang telah menyediakan tempat dan wadah untuk para pelaku seni, juga kepada dinas terkait, sponsorship, dan sanggar-sanggar di Demak. Saya sangat mengapresiasi semangat yang luar biasa ini,” ujarnya.

Sugiharto menambahkan, pagelaran 12 jam menari ini tidak hanya diikuti oleh sanggar lokal, tetapi juga mendatangkan partisipasi dari luar Demak, menandakan antusiasme yang besar terhadap dunia tari. Uniknya, untuk pertama kalinya, Sekda Demak sendiri turut berpartisipasi sebagai penari dengan memerankan sosok Raden Fatah, tokoh sentral dalam sejarah Demak.

“Saya belum pernah tampil seperti ini sebelumnya, kecuali saat macak manten,” candanya.

Ia berharap keterlibatan ini membawa manfaat bagi pelaku seni dan seluruh masyarakat Demak untuk terus melestarikan budaya lokal.

Lebih lanjut, Sugiharto menekankan pentingnya Pendopo Notobratan sebagai pusat budaya di Demak, mengingat situs tersebut merupakan bagian dari cagar budaya yang memiliki banyak peninggalan bersejarah seperti pawon kuno dan lumbung tua yang disebut sebagai salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.

Ia berharap generasi muda dapat memanfaatkannya untuk belajar dan mencintai warisan leluhur.

Sementara itu, Tampan Rama dari Sanggar Karneli Budaya selaku salah satu penyelenggara menjelaskan bahwa Langen Budaya Hadilangu lahir dari kegelisahan para pemilik sanggar tari.

“Kami ingin memberikan ruang pentas bagi anak-anak yang terus berlatih, sehingga tiga bulan sekali kami adakan acara ini,” katanya.

Dalam edisi keempat ini, peringatan Hari Tari Dunia menjadi spesial, dengan konsep 12 jam nonstop menari. Dua kategori penampilan disuguhkan: penari dari berbagai sanggar bergantian tampil tanpa henti, dan tiga penari yang menari selama 12 jam penuh, hanya beristirahat saat waktu ishoma. Tiga penari itu berasal dari Sanggar Karnelis Budaya, Mahasura Demak, dan Sanggar Bintoro.

Senada, Ika Febriani dari Sanggar Padma Baswara mengungkapkan kebanggaannya atas keterlibatan Sekda dalam pagelaran ini.

“Pak Sekda memang mencintai budaya, beliau yang meminta diajari menari dan akhirnya kami sodorkan kesempatan menjadi Raden Fatah,” ceritanya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk mencintai budaya lokal dengan mengajak putra-putri mereka mengenal dan mencintai kesenian.

“Anak-anak sebenarnya mau kok menari, tinggal bagaimana kita sebagai generasi sekarang memperkenalkannya,” tambahnya.

Baca juga : 3.000 Penari Tayub Kompak Meriahkan Blora Culture Festival 2024

Sebagai bentuk apresiasi, Sekda Demak melalui Kemendikbud menyerahkan penghargaan kepada para pelaku seni dan penari 12 jam nonstop, didampingi oleh kesepuhan Kadilangu, Sujatmiko. Tak hanya pertunjukan seni, acara ini juga diramaikan dengan bazar UMKM sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan ekonomi lokal. (Sam-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN