Kendal, Jatengnews.id – Keberadaan sampah di Kabupaten Kendal masih menjadi persoalan yang sangat vital dan harus segera ditangani.
Untuk mengurangi tingkat sampah yang ada di Kendal terdapat inovasi baru tentang pengolahan sampah yaitu Bank Sampah Induk (BSI) Kendal.
BSI Kendal berdiri pada tahun 2013, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Dalam sebulan BSI bisa menerima ratusan kilogram kardus dan plastik, serta puluhan liter minyak jelantah dari para nasabah.
Baca juga : Keren, Bank Sampah Asri Banjarasri Sragen Olah Sampah Jadi Rupiah
Bank Sampah Induk Kendal terus berinovasi dalam pengelolaan sampah salah satunya melalui program penukaran sampah anorganik kering dengan emas antam. Program unggulan ini telah berlangsung sejak 2021 dan terus berlanjut hingga sekarang.
Ketua Bank Sampah Induk Kendal Nunuk Sarah Zenubia menjelaskan bahwa sejak berdirinya bank sampah ini telah memiliki sekitar 600 nasabah. Nasabah tersebut awalnya terdiri dari anggota PKK setempat.
Namun sekarang bank sampah ini telah berkembang dengan melibatkan berbagai sekolah, puskesmas, rumah makan, hingga kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kendal. Dengan hasil tabungan sampah bernilai minimal Rp50 ribu nasabah bisa menukarkannya dengan 0,05 gram emas mini.
“Dari memilah sampah ini bisa dapat emas, untuk investasi masa depan. Misalnya, untuk cadangan biaya kuliah atau yang lainnya. Selain itu juga mendukung pengelolaan sampah yang lebih baik, serta program ini juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya
Nunuk menegaskan, bahwa bank sampah bukan hanya sekadar pengepul tetapi juga media edukasi yang mengajarkan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang berharga. BSI telah bekerja sama dengan Pegadaian untuk memastikan ketersediaan emas bagi nasabah yang memilih menabung dalam bentuk logam mulia.
“Banyak nasabah yang lebih memilih nabung emas antam daripada uang. Dari 600 nasabah, sekitar 400 di antaranya menabung dalam bentuk emas,” ujarnya
Fokus utama dari program Bank Sampah Induk Kendal adalah melakukan edukasi pilah sampah kepada masyarakat. Edukasi diberikan kepada siswa mulai PAUD sampai SMA di sekolah, masyarakat, PKK dan komunitas.
“Edukasi pilah sampah di sekolah dilakukan melalui kegiatan outbound. Kegiatan outbound meliputi lima pos kegiatan yaitu edukasi pilah sampah, membuat eco enzim, budidaya magot, membuat kompos, membuat lilin aroma terapi dan sabun dari minyak jelantah,” ujarnya
Sulastri seorang nasabah mengatakan, dirinya sudah rutin menabung sampah sejak berdirinya Bank Sampah Induk tersebut. Dari menabung sampah dirinya sudah mendapatkan hasil yang lumayan.
Baca juga : Wali Kota Semarang Agustina Segera Perbanyak Tempat Pengolahan Sampah
“Saya nabung sampah tiap hari Jumat. Hasilnya pun lumayan dapat Rp. 5000 hingga Rp. 50.000,” paparnya. (Arif-03)