31 C
Semarang
, 5 February 2025
spot_img

Tiga Talut di Sungai Plumbon Jebol, Semarang Banjir

Semarang, Jatengnews.id – Banjir Semarang, tiga talut di sungai Plumbon Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Rabu (5/2/2025).

Talut jebol ini, terjadi pada Selasa (4/2/2025) malam sekitar pukul 22:00 Wib sehingga mengakibatkan banjir Semarang yang menggenangi puluhan rumah warga.

Baca juga : VIDEO Banjir Semarang Jadi Wahana Dadakan Bermain Warga

Warga Rt 5 Rw IV, Sulis (43) menyebutkan salah satu titik talut yang jebol berada di belakang rumahnya.

“Hujannya memang sejak habis isak, jebol dan banjirnya mungkin jam 10 an malam lah. Suaranya keras (pas jebol),” ungkapnya saat ditemui di rumahnya Rabu (5/2/2025).

Ia menceritakan, akibat talut yang jebol tersebut, sehingga terjadi banjir Semarang yang mengakibatkan airnya masuk ke rumah.

“Kebanyakan masuk rumah. Semalam itu rumah lumpur semua (sebab banjir tersebut) ini sudah di bersihkan. Setiap tahun banjir sudah biasa,” ujarnya.

Karena masih banyak sawah dan banjir ini merupakan limpasan air akibat talut jebol, sehingga tidak berlangsung lama dan hanya sekitar dua sampai tiga jam.

Kabarnya, kemarin ketinggian air 30 centimeter hingga 50 centi meter. “Jam satu, jam dua dini hari itu sudah surut,” katanya.

Warga lain Indah Irnawati mengaku, banjir tidak hanya disebabkan karen talut yang jebol namu kondisi air yang sampai melimpas melewati jembatan.

“Air meluap itu kurang lebih jam 10, itu meluap dari jembatan terus bersamaan itu talut jebol,” pekiknya.

Kondisi saat banjir, di sekitar rumahnya ketinggian air mencapai 20-30 centimeter.

“Surut jam dua, kita bersih-bersih sampai setengah empat. Ini saja belum beres, tadi banyak,” ucapnya.

Tahun sebelumnya, kabarnya juga pernah talut jebol. “Ini ayahnya juga nggak bisa kerja karena mrmbersihkan ini, terus anak-anak juga nggak bisa sekolah,” ujarnya.

Ketua Rt 5 Rw IV, Arif Syaifullah menyampaikan, bahwa banjir yang terjadi di wilayahnya ini berdampak pada 20 rumah sempat kemasukan air.

“Airnya nggak begitu tinggi, paling dua jaman. Semalaman kita langsung kerja bakti, bersih-bersih. Ini saya juga belum tidur,” katanya saat ditemui Jatengnews.id sekitar pukul 11:30 WIB.

Perkiraannya, ada sekitar 80 jiwa yang terdampak akibat banjir tersebut. “Iya hampir tiap tahun terjadi talut sungai jebol,” ujarnya.

Kabarnya, untuk mengatasi ini bakal ada rencana normalisasi untuk penanganan banjir tersebut.

“Sudah ada pembebasan dan ada yang mendapatkan ganti rugi cuman belum semua,” ungkapnya.

Camat Tugu, Eko Padang menyabutkan, ada tiga talut yang jebul dangan warga terdampak di Kelurahan Mangunharjo 170 KK (Kartu Kelyarga) dan Kelurahan Mangkang Kulon 45 KK.

“Kondisinya pagi ini sudah kering, ini ada bantuan dari BBWS untuk permanen, DPU mendesak dengan membuat tanggul sementara dengan sandbag,” ujarnya upaya yang tengah dilakukan.

Menurutnya, memang wilayah ini merupakan daerah yang rendah karena berbatasan langsung dengan laut.

“Warga terdampaknya hanya terlimpas, tidak sampai berhari-hari. Semalam jam 1 dini hari sudah susut, pagi sudah susut semua,” ungkapnya.

Tampak dari Damkar dan Desperkrim tengah melakukan upaya pembersihan.

Tampak dilokasi, Kabid BBWS Pamali Juana L M Bakti, juga tengah melakukan pengecekan di tiga talut yang jebol.

Panjang talut yang jebol di Sungai Plumbon yakni, 12 meter, 28 meter dan 22 meter.

Dirinya membenarkan, bahwa bakal dilakukan normalisasi untuk sungai plumbon tersebut.

“Nanti dari BBWS dalam waktu tidak terlalu mengganti dengan talut yang permanen dengan pasangan batu,” ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga mengakui bahwa kondisi talut memang sudah lama atau ada beberapa titik yang memang perlu diperbaiki.

“Melimpas, sementara bangunannya relatif yang sudah tua, sehingga sangat rawan untuk rusak atau rubuh. Penanganan kita yang cepat, mengganti yang rusak mengganti dengan yang baru,” jelasnya.

Pasalnya, upaya normalisasi memang harus segera dilakukan karena kondisinya cukup memprihatinkan.

Baca juga : Semarang Banjir Puluhan Warga Meteseh Terpaksa Mengungsi

“Penyempitan dimana-mana, ada sumbatan, ada pohon-pohon di sungai-sungai. Jadi itu semua harus diselesaikan. Tapi tidak bisa dengan manual, harus dengan alat berat,” ujarnya.

Beberapa titik banyak perumahan, sehingga dirinya menunggu pembebasan lahan oleh Pemerintah Kota.

“Cuman kembali lagi, semua tergantung dengan keuangan negara. Kalau itu baik-baik saja ya bisa segera kita alokasikan,” tandasnya. (Kamal-02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN