26 C
Semarang
, 25 December 2024
spot_img

Menanam Perdamaian dan Toleransi Beragama: KKN UIN Walisongo Gelar Dialog Antar Agama di Rejosari

Meskipun setiap individu memiliki keyakinan yang berbeda, mereka saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis antar satu sama lain.

Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Posko 12 mengadakan diskusi Moderasi Beragama dengan tema “Membangun Kerukunan, Memperkuat Persatuan dalam Keberagaman” di Aula Balai Desa Rejosari pada Sabtu, (17/11/2024).

Mahasiswa KKN UIN Walisongo menjelaskan, masyarakat Desa Rejosari menganut empat agama yang berbeda, yaitu Islam, Katholik, Buddha dan Kristen.

Meskipun setiap individu memiliki keyakinan yang berbeda, mereka saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis antar satu sama lain. Hal ini terbukti dengan tidak adanya konflik mengenai kepercayaan sejauh mereka menjalani kehidupan secara berdampingan.

Baca juga: Ciptakan Keterampilan Bisnis, KKN UIN Walisongo Gelar Pelatihan Sabun Cuci Piring di Desa Bejalen

Dialog antar agama dihadiri oleh Kepala Desa Rejosari, FKUB Desa Rejosari, para tokoh agama Desa Rejosari, pengurus-pengurus tempat ibadah Desa Rejosari serta perwakilan karang taruna di Desa Rejosari.

Sistem dialog kali ini dipandu oleh Fadlila, mahasiswa KKN Reguler ke-83 posko 12 sebagai moderator dengan beberapa narasumber yang merupakan tokoh agama-agama di Desa Rejosari yang membahas empat per sembilan kata kunci moderasi beragama yang sekaligus menjadi indikator implementasi moderasi beragama dari sudut pandang ajaran agama-agama yang ada di Desa Rejosari.

Dialog berisi beberapa topik kunci pembahasan, melalui beberapa pertanyaan yang akan dijawab bergantian oleh Para Tokok Agama. Salah satu pertanyaannya mengenai komitmen kebangsaan.

“Bagaimana pandangan agama masing-masing terkait dengan komitmen kebangsaan dalam konteks kehidupan beragama di Indonesia serta bagaimana seharusnya umat beragama menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme?” ujar Fadlila, selaku moderator.

Ketua FKUB, Tugiman menekankan peran vital generasi muda dalam menjaga kerukunan dan perdamaian di tengah tantangan zaman modern.

“Moderasi beragama bukan sekadar konsep, tapi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Pak Tugiman,

Menindaklanjuti pembahasan dalam dialog, peserta dialog diijinkan untuk bertanya di akhir sesi dialog. Ada dua pertanyaan yang diajukan.

“Apa tantangan utama bagi pemuka agama dalam menerapkan prinsip moderasi beragama di Desa Rejosari? Dan langkah apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika ada penduduk yang memiliki pandangan ekstrem terhadap agamanya (aliran ekstrem) serta bagaimana cara memahamkan mereka bahwa moderasi tidak akan membuat mereka kehilangan identitas mereka?” ujar Bintang, Mahasiswa KKN Posko 12.

Kedua pertanyaan tersebut juga dijawab secara bergantian oleh para narasumber. Setelah selesai diskusi ditutup dengan kesimpulan oleh moderator

“Perbedaan Itu Indah” juga dengan do’a sesuai keyakinan masing-masing. Semoga dengan adanya dialog antar agama ini masyarakat Desa Rejosari semakin rukun dan damai dalam menjalani hidup kedepannya,” jelas Fadilla.

Dialog antar agama ini menjadi bukti nyata peran aktif mahasiswa dalam membangun jembatan pemahaman antar berbagai elemen masyarakat.

Dengan mengusung tema moderasi beragama, KKN Reguler Angkatan 83 Posko 12 telah menciptakan ruang dialog yang produktif, menanamkan nilai-nilai perdamaian dan toleransi yang diharapkan akan berkembang dengan baik di masa mendatang.

Baca juga: Tanamkan Kesadaran Lingkungan, KKN UIN Walisongo Ajak Siswa SD N Sriwulan Berkreasi dengan Totebag Ecoprint

Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 12 mengadakan diskusi Moderasi Beragama dengan tema “Membangun Kerukunan, Memperkuat Persatuan dalam Keberagaman”. Semoga bermnfaat. (07)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN