Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan gantungan kunci dari tulang daun di SMP Negeri 1 Ambarawa, dengan tema “Tumbuhkan Minat Kewirausahaan Untuk Kecakapan Masa Depan”.
Mahasiswa KKN Reguler angkatan 83 Posko 1 berkesempatan mengadakan pelatihan bersama dengan siswa-siswi kelas IX-A SMP Negeri 1 Ambarawa yang berjumlah 32 siswa pada Kamis, (14/11/2024).
Koordinator bidang humas dan kewirausahaan KKN Posko 1, Refi Mariska sebagai pemateri dalam kegiatan ini mengajak siswa-siswi untuk ice breaking dan mempresentasikan pengenalan kegiatan pelatihan yang akan dilakukan melalui penayangan slide Power Point.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hadirkan Semangat Baru di Posyandu Lansia Kelurahan Kranggan
Proses pembuatan gantungan kunci dari tulang daun dimulai dengan mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan. Dalam pelatihan ini, daun yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan gantungan kunci adalah daun sirsak.
Tujuan pemilihan daun sirsak sebagai bahan baku adalah daun sirsak memiliki tulang daun yang cukup keras dan tidak cepat layu apabila dipanaskan. Selain daun sirsak, penggunaan NaOH, larutan pemutih, dan pewarna makanan juga merupakan bahan-bahan yang berperan penting dalam langkah proses pembuatan.
Alat penunjang yang diperlukan dalam proses pembuatan gantungan kunci berbahan tulang daun ini meliputi sikat gigi bekas, kompor portable, setrika, kertas laminating, gunting, dan gantungan kunci.
Proses pembuatan gantungan kunci berbahan tulang daun sirsak dilakukan bersama melalui metode demonstrasi dan praktek langsung oleh siswa-siswi kelas IX-A SMP Negeri 1 Ambarawa.
Siswa-siswi kelas IX-A dibagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa/siswi.
Pertama, daun sirsak direbus dalam panci yang berisikan 400 ml larutan NaOH hingga daun berubah menjadi layu dan berwarna hijau kecoklatan. Proses ini memakan waktu 20-25 menit.
Kedua, daun hasil rebusan dimasukkan ke dalam wadah yang berisikan air untuk menetralkan kandungan klorofil daun lalu dibiarkan sebentar.
Ketiga, daun digosok menggunakan sikat gigi untuk menghilangkan daging daun hingga menyisakan tulang daunnya saja yang berwarna putih transparan. Penggosokan ini bisa dilakukan di dalam air atau tanpa dimasukkan ke dalam air. Setelah daging daun hilang, tulang daun yang tersisa dimasukkan ke dalam wadah yang berisikan larutan pemutih dan dibiarkan terendam selama 5 menit.
Tujuan perendaman tulang daun ini yaitu untuk melarutkan klorofil daun dan memutihkan permukaan tulang daun. Setelah permukaan tulang daun memutih, selanjutkan memasuki tahap pewarnaan menggunakan pewarna makanan. Dalam proses pewarnaan, siswa-siswi terlihat mengkreasikan berbagai gradasi warna untuk mendapatkan corak yang diinginkan.
Proses pewarnaan ini diikuti dengan tahap pengeringan tulang daun di bawah sinar matahari langsung agar terbebas dari keadaan daun yang lembap atau berair.
Tulang daun yang telah kering dan diwarnai kemudian masuk ke tahap persiapan untuk menjadi gantungan kunci. Daun dimasukkan ke dalam kertas laminating lalu disetrika hingga daun merekat erat pada kertas laminating. Selanjutnya daun digunting sesuai dengan bentuknya, lalu dilubangi di bagian ujung daun untuk dimasukkan gantungan kunci.
“Biasanya proses yang paling lama itu ketika merebus daun. Tetapi karena daun yang kemarin kami pilih memiliki keadaan dan tekstur permukaan yang cukup baik, maka proses ini bisa berlangsung lebih cepat. Dan biasanya tahap menggosok daun adalah proses yang sangat fatal dan perlu ketelatenan. Jika menggosoknya terlalu keras, daunnya bisa robek,” tutur Nabila Shilla, mahasiswa KKN yang mendampingi siswa-siswi ketika sedang menunggu tulang daun mengering.
Kegiatan pelatihan pembuatan gantungan kunci dari tulang daun merupakan salah satu program kerja KKN Posko 1 untuk mengenalkan kepada siswa-siswi tentang potensi kewirausahaan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, serta melatih keterampilan soft skill siswa di luar pembelajaran akademiknya.
“Membuat gantungan kunci sendiri merupakan hal baru. Seru sekali karena kegiatan ini sangat bermanfaat dan menyenangkan,” ujar Verda, salah satu siswi kelas IX.
Banyak siswa-siswi mengutarakan nominal Rp. 4000-8000 sebagai perkiraan harga jual yang ditunjukkan untuk gantungan kunci tulang daun ini.
Siswi kelas IX-A, Keysa Anggun menuturkan bahwa kegiatan ini telah memberikan pengalaman baru dan memberikan ide untuk berwirausaha di masa mendatang.
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan gantungan kunci dari tulang daun di SMP Negeri 1 Ambarawa. Semoga bermanfaat. (07)