28 C
Semarang
, 21 November 2024
spot_img

KKN UIN Walisongo Gelar Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting Bersama Kader Posyandu Kelurahan Tambakboyo

Semarang, JatengNews.id– Mahasiswa KKN Reguler Angkatan 83 UIN Walisongo Posko 10 menyelenggarakan Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting bersama kader-kader posyandu di Kelurahan Tambakboyo, Minggu (10/11/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi kader posyandu mengenai apa itu stunting, bahayanya, dan upaya pencegahan dengan mencukupi kebutuhan gizi seimbang bagi balita.

Pembicara yang dihadirkan pada kegiatan ini adalah dosen gizi dan biologi UIN Walisongo Semarang, yaitu Ibu Dr. Hj. Nur Khasanah, M. Kes.

Kegiatan sosialisasi stunting dilaksanakan di Kelurahan Tambakboyo ini diikuti sebanyak 22 kader posyandu yang ada di Kelurahan Tambakboyo.

Baca juga: Cegah Masalah Stunting pada Anak, KKN UIN Walisongo Gelar Sosialisasi Stunting di Desa Bejalen

Para kader posyandu sangat antusias dalam mengikuti kegiatan, karena penyampaiaan materi yang disampaikan diselingi dengan ice breking dan pembagian hadiah bagi kader yang aktif dalam forum.

Sosialisasi ini menambah wawasan bagi kader posyandu terkait gizi seimbang yang dibutuhkan balita, dengan harapan dapat diterapkan pada Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ketika kegiatan posyandu balita dilaksanakan.

Kegiatan ini dipandu oleh M. Ryan R. Noreng sebagai moderator, dengan jargonnya ”Cegah Stunting, itu Penting”.

Pemaparan materi disampaikan oleh ibu Nur Khasanah yang menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi yang diperlukan balita pada masa pertumbuhannya dan ciri-ciri balita yang terkena stunting.

Kasus stunting pada balita tidak mengenal stasus ekonomi masyarakat, banyak juga balita yang mengalami stunting dari keluarga yang berekonomi mampu. Hal tersebut dipertegas oleh ibu Anita.

”Terdapat kasus stunting pada balita dilingkungan Tambaksari yang berasal dari orang kaya,” katanya.

Pernyataan ibu Anita menunjukkan bahwa stunting bukan hanya tentang ekonomi, selain itu stunting juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pola makan, kebersihan, dan akses terhadap layanan kesehatan.

Ibu Nur Khasanah juga menambahkan, kebutuhan gizi tidak hanya penting bagi balita, tetapi juga juga diperlukan oleh orang dewasa.

“Pola makan yang seimbang dan nutrisi yang cukup sangat dibutuhkan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan, mulai dari balita, remaja, dewasa, hingga  lansia. Selain itu, dampak kekurangan gizi pada orang dewasa dapat mempengaruhi kualitas hidup dan potensi mereka, yang pada akhirnya berpengaruh pada kesehatan keturunan mereka,” tutup Anita.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Seminar Potensi Diri untuk Mengenal Potensi Siswa di Desa Kuwarasan

Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Reguler Angkatan 83 UIN Walisongo Posko 10 menyelenggarakan Sosialisasi Pengenalan dan Pencegahan Stunting. Semoga bermanfaat. (07)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN