Semarang, JatengNews.id- Mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Posko 8 Desa Pasekan Dusun Kintelan mengadakan bincang sehat terkait stunting kepada warga setempat khususnya ibu-ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga).
Kegiatan tersebut berlangsung di rumah Ibu Mujisih Dusun Kintelan, Desa Pasekan, Amabarawa (9/11/2024).
Acara tersebut merupakan edukasi kepada para kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Dusun Kintelan yang bertujuan memperkecil skala stunting yang terdapat di Dusun Kintelan.
Acara ini dipandu oleh Intania Cicilia Dewi selaku moderator dan menghadirkan Anggi Novita K. D. mahasiswi lulusan jurusan ilmu gizi pada UIN Walisongo Semarang angkatan 2020 sebagai pemateri.
Baca juga: KKN UIN Walisongo Gelar Pelatihan Pembuatan Bolu Kukus Alpukat Bersama Ibu-Ibu Dusun Praguman
Dalam penyampaian materi, Anggi Novita menekankan bahwa edukasi mengenai stunting sangatlah penting bagi masyarakat sekitar terutama bagi calon pengantin (CATIN).
“Ibu-ibu… sebenarnya pencegahan terjadinya stunting ini tidak hanya bisa dilakukan dengan ibu yang hamil saja, melainkan CATIN juga sangat penting untuk di edukasi terlebih dahulu mengenai stunting ini. Mengapa saya bilang begitu ibu-ibu? ya, karena stunting itu tidak ada obatnya, tidak bisa diobati. Akan tetapi, bisa dicegah” ucap Anggi Novita.
Acara tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tersebut, Anggita kembali menegaskan bahwa PMT lebih baik divariasikan lagi, supaya anak mau memakan PMT yang diberikan.
“Nah… itu merupakan salah satu PR untuk ibu-ibu PKK dan Ibu dari anak tersebut bu, jadi kalau ibu PKK nanti bisa membuat PMT dengan variasi yang menarik seperti nugget dari tempe, nugget daun kelor. Kemudian untuk ibu dari anak tersebut harus lebih merayu anak supaya anaknya mau untuk memakan PMT tersebut,” jawab Anggi Novita.
Dalam sesi penutupan Anggita, juga menambahkan bahwa gejala stunting dapat dilihat dari tahap perkembangan pada masa kehamilan.
“Anak-anak suka makanan cepat saji seperti nugget, jadi bisa di tanggulangi dengan nugget dengan berbahan dasar sayuran atau makanan nabati lainnya. Stunting juga dapat dilakukan dari masa kehamilan, masa remaja dan masa balita. Stunting juga ditandai dengan anak yang memiliki tahap perkembangan yang terlambat, sering lemas, mudah terserang penyakit, pertumbuhan gigi lambat dan lainnya. Penyebab stunting dikarenakan asupan gizi ibu hamil dan anak tidak terpenuhi, pola asuh orang tua, kurang edukasi terkait masalah gizi, bayi lahir dengan berat badan yang kurang dan lainnya,” jelasnya.
Salah satu peserta kegiatan Bu Neni menyampaikan tentang upaya yang sudah diterapkan pemerintah di Desa Pasekan kepada masyarakat setempat terhadap masalah stunting dan harapan kedepannya.
“Upaya dari pemerintah dalam penanganan stunting ini juga sudah ada yaitu adanya pemberian bantuan makanan bergizi, seperti susu dan makanan,” ucap ibu Neni Musiriani.
Baca juga: KKN UIN Walisongo Semarang Gelar Sosialisasi Kesetaraan Gender Bareng Remaja Dusun Kemadu
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Reguler UIN Walisongo Posko 8 Desa Pasekan Dusun Kintelan mengadakan bincang sehat terkait stunting kepada warga setempat khususnya ibu-ibu PKK. Semoga bermanfaat. (07)