Semarang, JatengNews.id- Dalam rangka peringatan Hari Santi Nasional dan Pelantikan Pengurus NU se-kecamatan Ambarawa, mahasiswa KKN Reguler 83 UIN Walisongo Semarang Posko 2 ikut serta dalam proses pembuatan jenang cikru.
Kegiatan tersebut bertempat di salah satu kediaman warga Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa pada Sabtu (26/10/2024).
Jenang Cikru merupakan hidangan khas Ambarawa kawasan Rawa Pening. Bahan utama jenang cikru yaitu biji bunga teratai yang sudah dijemur lalu dihaluskan hingga menjadi tepung.
Bahan tambahan lainnya seperti santan, air, gula merah, gula pasir, dan parutan jahe.
Salah satu pembuat jenang cikru, Suartini, menjelaskan tahapan pembuatan jenang cikru yang menghabiskan waktu sekira 2 jam.
“Lamanya itu bisa sampai 2 jam. Takarannya juga harus sama, kalau 1 kg ya 1kg semua”, ujarnya.
Ia menjelaskan, tahapan pembuatan jenang cikru yang pertama yaitu biji teratai yang siap panen dikeringkan, ditumbuk dan diberi air secukupnya.
Kedua, rebus santan hingga kental lalu masukkan gula merah, gula pasir sambil diaduk. Ketiga, masukkan adonan biji teratai ke dalam campuran santan dan gula. Terakhir, masukkan parutan jahe dan aduk hingga kalis.
Jenang cikru kian meredup dan hanya dibuat pada saat acara tertentu seperti peringatan keagamaan dan acara pribadi.
Pembuat jenang cikru lainnya, Sugiarsih, menuturkan langkanya jenang cikru diakibatkan sulitnya mendapatkan biji bunga teratai.
“Sekarang susah nyari biji teratai, soalnya teratainya makin sedikit. Terus orang-orang juga udah jarang nyarinya, bikin jenangnya kan ribet butuh tenaga, bijinya harus dijemur dulu, dikeringin dulu, terus ditumbuk. Harga aja mahal mbak, tepungnya 1 kg itu 60 ribu,” tuturnya.
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Reguler 83 UIN Walisongo Semarang Posko 2 ikut serta dalam proses pembuatan jenang cikru. Semoga bermanfaat. (07)