Semarang, Jatengnews.id – Catatan peta politik Pilgub Jawa Tengah (Jateng) 2024 mulai terlihat, dimana elektabilitas pasangan calon (Paslon) No 2 Ahmad Luthfi – Taj Yasin Maimoen lebih tinggi dengan beberapa PR yang harus diperbaiki, Sabtu (28/9/2024).
Telah diketahui dalam survei Kanigoro Network menunjukkan, elektabilitas Luthfi-Yasin sebesar 45,2 persen, unggul tipis dari Paslon No 1 Andika Perkasa – Hendrar Prihadi (Hendi) di angka 37,7 persen.
Baca juga: Pilgub Jateng, Luthfi-Yasin Ancam Dominasi PDIP di Kandang Banteng
“Luthfi – Yasin memang lebih unggul kalau nggak salah itu sekitar 8 persen, dengan margin erornya kan sekitar 1,8 persen,” ungkap Peneliti, Joko Kanigoro dalam FGD Fomos di Rumah Popo Kawasan Kota Lama Semarang, Jumat (27/9/2024).
Menurut prediksinya, hasilnya bakal menang Paslon No 2 lebih unggul dari Paslon No 1 dengan angka 5 persen, dengan catatan Luthfi – Yasin konsisten.
“Saya kira disitu kita bisa melihat, kalau nanti konsisten ya diakhir pemilu saya kira prediksi saya kemenangan luthfi – yasin saya kira sekitar 5 persen. Misalnya 55 persen – 45 persen,” prediksinya.
Meskipun Paslon dua di dukung banyak partai yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus dan partai non parlemen, kiranya untuk menang telak sangat susah.
“Saya kira kalau untuk menang tebal agak susah Ahmad Luthfi ini, tapi kalau potensi kemenangan saya kira cukup tinggi,” terangnya.
Dengan potensi-potensi ini, kedua Paslon memiliki PR masing-masing untuk menyosong suara tertingginya.
“Ahmad Luthfi harus memperkuat struktur dibawah, artinya bagaimana mesin politiknya harus berjalan untuk mengimbangi mesin politik PDIP,” sebutnya PR untuk Paslon 2.
“PDIP PR nya, salah satunya Andika ini bisa menjadi, ee mengimbangi ahmad luthfi yang dia lebih lama, dia berkampanye dilapangan,” lanjutnya untuk Paslon 1.
Sementara itu, pengamat politik UIN Walisongo, M Kholidul Adib menilai, gaya kampanye Luthfi itu seperti Presiden Jokowi.
Baca juga: Video Tanggapan Andika dan Lutfi Usai Ambil Nomor Urut di Pilgub Jateng
“Ini kan memang kadernya Pak Jokowi, bisa dikatakan begitu ya. Orangnya Pak Jokowi. Sementara Jokowi efek itukan masih lumayan kuat di Jawa Tengah,” terangnya dalam forum yang sama.
Gaya Luthfi yang mengatasnamakan dirinya sebagai bapaknya orang Jateng, itu bagian dari strategi kampanye yang merakyat.
“Seperti membrending orang sederhana, bapaknya orang Jawa Tengah, bapaknya petani, bapaknya nelayan itu tidak masalah. Salah satu strategi membrending diri dan mengenalkan diri kepada masyarakat,” ungkapnya. (Kamal-02)