30 C
Semarang
, 4 December 2024
spot_img

Sanitasi Untuk Cegah Stunting? Mahasiswa Tim II KKN UNDIP Lakukan Sosialisasi Program 5 Pilar STBM

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) lakukan sosialisasi program 5 pilar STBM pencegahan stunting dengan menerapkan sanitasi yang layak.

Sragen, JatengNews.id- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) lakukan sosialisasi pencegahan stunting dengan menerapkan sanitasi yang layak.

Kegiatan ini berlangsung di salah satu rumah kader di Kebayanan Tisan, Desa Karanganom yang dipimpin oleh Kader Kenanga 9, ibu kader PKK, ibu hamil dan ibu dari bayi di bawah dua tahun pada Senin (29/07/2024).

Pelaksanaan kegiatan ini memiliki sasaran ibu hamil dan ibu dengan bayi di bawah dua tahun (baduta), karena sebagai sarana pencegahan stunting sejak dini.

Hal tersebut sebagaimana rekomendasi serta penuturan dari Ibu Sri Wulansari yang merupakan salah satu pegawai pada Balai Penyuluhan KB Kecamatan Sukodono.

Setelah penyampaian materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi post test untuk mengetahui sudah sejauh mana pemahaman ibu hamil dan ibu baduta Posyandu Kenanga 9.

Baca juga: Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Lakukan Pemanfaatan Limbah Organik Kulit Bawang untuk Pembuatan Pestisida Alami

Penyuluhan mengenai pentingnya mencegah dan mengatasi stunting perlu untuk dilakukan guna memberikan informasi dan pengetahuan bagi orang tua maupun warga sekitar, salah satunya edukasi sanitasi lingkungan yang berpengaruh terhadap stunting.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terdapat kebiasaan warga desa yang membuang limbah cair atau air kotor ssecara sembarangan tanpa dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu.

Selain itu juga ditemukan kebiasan warga yang masih membuang sampah sembarangan ataupun membakar sampah di halaman rumahnya masing-masing, dimana hal itu akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar seperti permaslahan kesehatan dan lainnya.

Sehingga perlunya kesadaran warga di Desa Karanganom untuk senantiasa menjaga kebersihan sanitasi.

Buruknya keadaan sanitasi maka akan berdampak negatif bagi kesehatan lingkungan, tercemarnya sumber air bersih dan memunculkan beberapa penyakit yang mana akan berpengaruh pula terhadap tumbuh kembang anak.

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, air minum yang tidak sehat dan perilaku yang tidak hygienis menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit diare pada bayi atau balita.

Penyakit diare yang terus menerus atau terjadi berulang-ulang pada bayi/balita akan menyebabkan kekurangan gizi.

Hal tersebut dikarenakan oleh rusaknya mukosa usus oleh bakteri fecal yang mengakibatkan terjadinya gangguan absorbsi zat gizi.

Peningkatan cakupan sanitasi dan perilaku hygiene sebesar 99% dapat membantu menurunkan insiden diare sebesar 30% dan menurunkan prevalensi stunting sebesar 2,4% (UNICEF, Tahun 2003).

Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) Pada tahun 2020, 45% air pembungan limbah rumah tangga yang dihasilkan dibuang tanpa pengolahan yang aman dan 494 juta masih buang air besar di tempat terbuka, misalnya di selokan jalanan, di balik semak-semak atau ruangan terbuka.

Berdasarkan data dari Kecamatan Sukodono bahwa di Desa Karanganom merupakan tertinggi ke–3 terkait permasalahan angka stunting.

Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa KKN Tim II UNDIP Diffa Salistya sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dalam upaya pencegahan stunting. Diffa juga menjelaskan mengenai lima Pilar sanitasi STBM.

“Pertama, tidak BAB sembarangan (Stop BABS), kedua mencuci tangan pakai sabun (CTPS), ketiga mengelola air minum dan makanan rumah tangga yang aman, keempat pengamanan sampah rumah tangga dengan benar dan kelima, pengamanan limbah cair rumah tangga dengan aman,” jelasnya.

Sosialisasi edukasi ini dilakukan melalui penjelasan secara verbal dengan menampilkan presentasi power point berupa gambaran Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dilanjutkan diskusi tanya jawab terkait permasalahan kesehatan pada baduta.

Dengan adanya edukasi mengenai pentingnya sanitasi yang layak dalam hal pencegahan stunting ini Diffa mengharapkan kasus stunting di wilayah Karanganom dapat dicegah dan dapat meningkatkan dari kesehatan desa.

Baca juga: Kreatif! Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Ubah Limbah Ikan Jadi Pupuk Organik Cair di Desa Pakisputih

Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (UNDIP) lakukan sosialisasi program 5 pilar STBM pencegahan stunting dengan menerapkan sanitasi yang layak. (07)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN