33 C
Semarang
, 20 September 2024
spot_img

Manfaatkan Obat Keluarga, KKN Kolaboratif UIN Walisongo dan UIN SGD Adakan Program Tanam Toga di Green House KWT Batursari

Tim KKN kolaboratif UIN Walisongo dan Sunan Gunung Djati (SGD) membuat program menanam Tanaman Obat Keluarga (Toga) di green house Kelompok Wanita Tani (KWT).

Temanggung, Jatengnews.id– Tim KKN kolaboratif UIN Walisongo dan Sunan Gunung Djati (SGD) membuat program menanam Tanaman Obat Keluarga (Toga) di green house Kelompok Wanita Tani (KWT).

Kegiatan tersebut nerlangsung di salah satu lahan warga Desa Batursari, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung pada Sabtu (03/8/2024).

Kegiatan penanaman toga tersebut, diadakan dengan melihat keadaan lingkungan yang memadai. Hal ini disampaikan oleh koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), Novita Ika Fitriyani.

“Di desa Batursari sendiri kan memiliki lahan yang subur dan iklim yang mendukung pertumbuhan, salah satunya berbagai jenis tanaman obat,” kata mahasiswa prodi Biologi itu.

Ia juga mengatakan, toga tidak  membutuhkan pemeliharaan istimewa. Sehingga, kata dia, tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari masyarakat sebagai petani sayuran dan tembakau.

Baca juga: Mahasiswa Tim II KKN UNDIP Buat Inovasi Sampah Jadi Pupuk untuk Pertanian Berkelanjutan di Desa Kacangan

“Kondisi ini juga ideal yah untuk menanam toga. Soalnya nggak perlu banyak modifikasi atau perlakuan khusus,” lanjutnya.

Kemudian penanggung jawab program penanaman toga, Aulya Arum Kusumawati, menilai, kegiatan tersebut menjadi cara untuk mempertahankan tanaman toga yang  mulai hilang perlahan di Desa Batursari.

“ini juga membantu melestarikan pengetahuan tradisional juga tentang penggunaan tanaman obat yang mungkin disini sudah mulai terlupakan. sekaligus menumbuhkan minat generasi muda untuk mempelajari dan menerapkan pengetahuan tentang toga,” ungkap mahasiswa asal Wonogiri itu.

Adapun tanaman yang diserahkan mencapai 21 jenis toga. Diantaranya, Lidah buaya, Jahe Emprit, Jahe Merah, Jahe Putih, Kunyit Putih, Kunyit biasa, Kencur, Jeruk Nipis Jawa, Daun Sirih, Jambu Krikil, Serai, Lengkuas, Pegagan plb, Kumis Kucing, Lempuyang, Pepaya, Adam Hawa Lokal, Binahong Merah, Pandan, Krokot Fortulaka Variegata dan Adas.

Mahasiswa yang akrab disapa Arum itu, menjelaskan, tim KKN kolaboratif UIN Walisongo dan UIN SGD tersebut berinisiatif memasang barcode di setiap polybag toga. Tujuannya, ujar  Arum, untuk mengetahui lebih banyak manfaat dari toga itu sendiri.

“Kita juga membuat barcode disetiap jenis tanaman. Isinya, nama tanamannya dan berbagai manfaat dari toganya,” sambung mahasiswa Walisongo itu.

Pengelola green house KWT , Darwati, mengutarakan ketersediaannya secara terbuka terhadap pemanfaatan green house KWT  oleh Tim KKN kolaboratif UIN Walisongo dan UIN SGD.

“Bagus sekali yah, apalagi tanaman toga sudah mulai hilang. Lahan ini ( green house KWT) juga kan kosong, dari pada dibiarkan kan sayang. Mending dipake, apalagi toga banyak manfaatnya,” ujarnya.

Selanjutnya, Arum berharap, toga yang ditanam di green house KWT dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam kebutuhan sehari-hari.

“Dengan adanya toga di green house ini kan warga desa memiliki akses langsung terhadap bahan baku untuk pengobatan tradisional. Semoga bisa digunakan untuk berbagai keperluan kesehatan sehari-hari,” pungkasnya.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Pedalangan Gunakan Storytelling untuk Edukasi Bullying dan Moderasi Beragama

Demikian informasi mengenai tim KKN kolaboratif UIN Walisongo dan Sunan Gunung Djati (SGD) membuat program menanam Tanaman Obat Keluarga (Toga) di green house Kelompok Wanita Tani (KWT). Semoga bermanfaat. (07)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN