Batang, Jatengnews.id – Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) pada Jumat, 26 Juli 2024.
Dengan peresmian kawasan industri seluas 4.300 hektar tersebut, diyakini mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga: Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor Sepatu ke Amerika
Nana mengatakan, terealisasinya KITB memang menjadi harapan Pemprov Jawa Tengah. Keberadaannya diharapkan menjadi daya ungkit investasi yang semakin besar di Jateng. Tujuannya, untuk semakin menekan angka pengangguran.
“Ini suatu kabar gembira bagi Jawa Tengah, karena sampai saat ini masih cukup banyak masyarakat kita yang menganggur dan mencari pekerjaan, (meski) pengangguran kita saat ini sudah turun menjadi 4,39 persen. Insyaa Allah ke depan kita akan terus menekan pengangguran ini, sampai sekecil-kecilnya ini,” tutur Nana ditemui usai peremian.
Pembangunan KITB tergolong cepat karena berlangsung hanya selama empat tahun.
Pembangunan tahap pertama ini pun sudah laku semua, bahkan sudah menyerap 18.190 tenaga kerja.
Sampai saat ini sudah ada 18 perusahaan yang sudah mendirikan bangunan, bahkan beberapa perusahaan sudah operasional. Hingga 10 tahun ke depan, diproyeksikan menyerap 250.000 tenaga kerja.
Nana berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan kawasan industri. Harapannya meningkatkan daya saing industri, menarik investasi, membuka banyak lapangan kerja, dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah maupun nasional.
“Jadi saat ini kan bukan hanya di Batang saja, di Kendal sudah ada, di Kabupaten Semarang sudah ada, di Demak sudah ada, bahkan di Brebes juga. Cilacap juga demikian ya. Ini akan kita terus kembangkan investasi di Jawa Tengah,” beber Nana.
Presiden Joko Widodo menyampaikan, peluang untuk membangun kawasan industri muncul saat suhu geopolitik memanas pada 2019, yang berakibat pada perang dagang antara Amerika dan China. Di samping itu, terjadinya wabah covid – 19 pada tahun 2020.
Pada situasi seperti itu, menurut Jokowi, justru banyak relokasi industri, relokasi pabrik, maupun keinginan membangun industri baru di negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasinya rendah, stabilitas ekonomi bagus, dan stabilitas politik juga bagus.
“Dan saya merasakan itulah Indonesia, yang banyak dilihat dari luar oleh para investor,” paparnya.
Saat itu, pihaknya mengambil keputusan cepat agar tidak kehilangan kesempatan, dengan menjatuhkan pilihan membangun kawasan industri di Batang. Tujuannya adalah membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
“Karena memang kita harus membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi rakyat,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meninjau sejumlah pabrik di kawasan tersebut, meliputi KCC Glass Indonesia, PT. Wavin (pabrik pipa plastik), PT. Samator Indo Gas, dan PT. Yih Quan Foot Waer Indonesia. (02)