28 C
Semarang
, 25 April 2025
spot_img

Nawal Arafah Sebut Perempuan Harus Miliki Budi Pekerti Luhur

Semarang, Jatengnews.id  – Perempuan adalah tempat pendidikan atau madrasah pertama bagi anak.

Oleh karena itu seorang perempuan mesti terus belajar sepanjang hayat. Tapi, apakah memiliki ilmu yang banyak saja cukup?

Baca juga: Nawal Arafah Yasin Tinjau Lapas Perempuan

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin menekankan, pondasi pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan yang luas.

Sebab, perempuan merupakan sumber emosional dan pembentukan karakter anak-anak dan keluarga. Karenanya, perempuan mesti memiliki budi pekerti luhur.

Menurutnya, Kartini memperjuangkan hak-hak perempuan, dengan bukan hanya dengan kecerdasan, bukan dengan ilmu pengetahuannya. Tapi memberikan sumbangsih, perjuangan, dengan empati, etika, ketulusan, dan kelembutan hati. Itu merupakan salah satu modal besar dari perempuan.

“Kartini masa kini, melahirkan nilai-nilai luhur pada setiap inovasinya. Meskipun dengan inovasi besar, teknologi canggih, maka akan keluar dari arahnya ketika tidak memiliki nilai-nilai luhur. Jadi, tidak hanya cerdas, tapi seorang perempuan harus penuh rasa empati, penuh keluhuran hati,” bebernya, saat Peringatan Hari Kartini dan Halalbihalal Dharma Wanita Persatuan Fakultas Tenik Undip, di Engineering Hall Dekanat FT, Jumat (25/4/2025).

Karenanya, Nawal mendorong agar Wanita menggunakan ilmunya untuk berdaya. Miliki keberanian untuk terus memberikan inspirasi, berkhidmah (mengabdi) dengan hati yang tulus. Bukan karena prestasi, atau berharap mendapat apresiasi orang lain, tapia ada makna keluhuran.

Di sisi lain, imbuhnya, Kartini masa kini diharapkan hadir pada sektor-sektor strategis, ikut dalam pengambilan keputusan. Seperti hadir di dunia pendidikan, ruang publik, ruang kebijakan, ikut aktif dalam forum-forum, bahkan di lingkup internasional.

“Karena apa? Karena di sini, Kartini dalam memperjuangkan perempuan juga lewat suara, lewat surat-suratnya. Di era teknologi ini kita juga harus bersuara, memberikan sumbangsih kita, memberikan ilmu kita untuk bagaimana memberdayakan perempuan yang lain. Kita memberikan keberanian kita, kita bisa menginspirasi perempuan yang lainnya. Makan kita harus betul-betul empowered women (menjadi perempuan berdaya), dan kita harus mendukung perempuan,” tegas Nawal, yang juga Penasihat DWP Provinsi Jawa Tengah.

Lantas bagaimana dengan perempuan sebagai ibu rumah tangga? Menurutnya, seringkali wanita terjebak antara pilihan berkarier atau menjadi ibu rumah tangga. Padahal keduanya adalah pilihan yang sama-sama bermartabat, sama-sama pilihan yang harus diprioritaskan, mengingat keduanya adalah mulia.

Baca juga: Wakil Gubernur Lantik Nawal Arafah Yasin Jadi Bunda Literasi

Ditambahkan, ibu rumah tangga mempunyai kemuliaan bisa mendidik anak-anaknya menjadi generasi unggul. Jadi, di mana pun ladang untuk berkhidmah, perempuan tetap berharga. Dia mesti memberikan nilai-nilai yang luhur, untuk seluruh yang menjadi ruang khidmahnya.

“Jadi menurut saya, ibu rumah tangga juga memberikan satu kontribusi luar biasa dan mereka juga sangat mulia. Oleh karena itu, ayo maju bersama, karena pendidikan itu bukan hanya butuh suara. Tapi juga butuh pemikiran, butuh hati nurani, butuh keberanian, dan peran serta perempuan,” tandas isteri Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen ini.

Dalam kesempatan tersebut, Nawal Arafah didampingi Ketua DWP Fakultas Teknik Undip dan jajarannya, juga meninjau pameran UMKM, yang berada di depan ruang pertemuan.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN