33 C
Semarang
, 24 April 2025
spot_img

Orasi Ilmiah di STIKes Elisabeth, Kepala Dinkes Semarang Ingatkan Bijak Penggunaan AI

Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-17 Tahun, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Elisabeth Semarang menggelar Orasi Ilmiah, Rabu 24 April 2025.

Semarang, Jatengnews.id – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-17 Tahun, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Elisabeth Semarang menggelar Orasi Ilmiah, Rabu 24 April 2025.

Orasi Ilmiah dengan tema “17 Tahun Bertumbuh dan Bertransformasi dengan Semangat Deus Providebit” ini berlangsung di Kampus STIKes Elisabeth di Jl. Kawi No.11, Wonotingal, Kec. Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Ketua Panitia Dies Natalis STIKes Elisabeth Semarang Dr. Maria Suryani, SKp, M.Kep, menyampaikan alasan memilih tema tersebut merupakan salah satu upaya oleh STIKes Elisabeth dalam melakukan transformasi untuk menjadi lebih baik

Baca juga: 107 Mahasiswa Ikuti Wisuda STIKes Elisabeth Semarang 2024

Disini dapat dilihat dari rangkaian acaranya, pertama diadakan kegiatan Science Exhibition, yaitu memperkenalkan perubahan melalui penelitian-penelitian terbaru dengan harapannya saint (ilmu) yang dihasilkan bisa merubah atau memberikan kontribusi kepada masyarakat atau pemerintah khususnya di dunia kesehatan.

“Jadi lewat tema di atas, kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa, kita sudah bertransformasi lho, kita juga juga sudah berubah ke arah lebih baik. Dan kita transformasinya juga menunjukkan bahwa kita punya sumbangsih kepada masyarakat,” ujar Dr. Maria saat diwawancara Jatengnews.id.

Dr. Maria juga menyampaikan, dalam Orasi Ilmiah ini mengundang 2 narasumber. Pertama Wali Kota Semarang Dr. Agustina Wilujeng Pramestuti, SS, MM yang diwakilkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr. dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp. PD. FINASM. Orasi Ilmiah ke 2 disampaikan oleh dosen internal STIKes Elisabeth Semarang yakni Oktavina Permatasari, S.Si.,M.Gizi.

Orasi Ilmiah pertama,Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dr. dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp. PD. FINASM, menjelaskan bagaimana tantangan institusi pendidikan kesehatan terutama mencoba bertransformasi dengan melihat bahwa sekarang teknologi Artificial Intelligence (AI) banyak digunakan. Namun, beliau mengingatkan perlu bijak menggunakan AI tersebut dalam proses pendidikan.

“Jadi konsep spiritual perlu ditanamkan kepada pendidikan sehingga harapannya para mahasiswa tidak hanya pintar tetapi juga punya karakter. Ini yang diinginkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Semarang dalam orasinya,” ujar Dr. Maria.

Untuk Orasi Imiah ke 2 dari Internal dosen bagian gizi yakni Oktavina Permatasari, S.Si.,M.Gizi dengan membawa judul “ Transformasi dalam Penanganan Stunting dengan Inovasi Pangan Fungsional”.

“Kami berharap melalui transformasi pangan ini bisa membantu masyarakat untuk berubah habitnya (kebiasaan) agar bisa menangani situasi khususnya masalah stunting yang juga menjadi perhatian kita bersama,” tambah Dr. Maria.

Tekankan Kualitas

Sementara itu, Ketua STIKes Elisabeth Semarang, Sr. Emirensiana Anu Nono OSF., MAN berharap di usia ke-17 tahun ini harapan kampus khusus di Tri Dharma baik itu bapak-ibu dosen, tenaga pendidik, mahasiswa sungguh-sungguh difokuskan untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa secara kongkrit. Seperti Orasi Ilmiah yang disampaikan Bu Okta dengan tema stunting.

Ketua STIKes Elisabeth Semarang, Sr. Emirensiana Anu Nono OSF., MAN saat memberikan arahan dalam Orasi Ilmiah berlangsung, Rabu (23/4/2025). (Foto: dok)

“Kami para dosen juga di Keperawatan ada namanya self care untuk memandirikan masyarakat dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam hal penyakit Jantung dimana mengajarkan masyarakat agar bisa mandiri,” ujar Sr. Emirensiana.

Baca juga: Tim Pengabdian STIKes Elisabeth Semarang Sosialisasi Aplikasi SIANDIK di Puskesmas Kagok

Adapun disinggung soal jumlah lulusan selama 17 tahun, Sr. Emirensiana menambahkan, sudah meluluskan 4 ribu sarjana D3 Keperawatan dan 2 ribu sarjana Keperawatan (S1) dan Gizi. Para lulusan ini juga sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia bahkan ke luar negeri seperti di Jepang, Jerman, Belanda dan Timur Tengah dan lainnya.

“Harapan kami di usia 17 tahun ini, kualitas pendidikan kami terus berkembang baik dari Dosen, Tendik maupun Mahasiswa. Secara kuantitas mungkin sedikit menurun. Namun secara kualitas kami tidak kalah dan bisa bersaing dengan kampus lain,” tegas Sr. Emirensiana. (01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN