Karanganyar, Jatengnews.id – Kasus dugaan pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter di Jawa Barat kepada pasien, mendapat tanggapan berbagai pihak.
Kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual kepada pasien, tidak perlu terjadi, jika pelaku memiliki nilai moral, etika dan pendidikan agama yang baik. Hal tersebut dikatakan dr. Arief Setyoko, Rabu (23/4/2025).
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Melonjak Dokter Ungkap Cara Pencegahan
Menurut Arief, pemerkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter, sangat menciderai dan mencoreng nama baik profesi dokter.
“Kejadian ini patut kita sesalkan. Perbuatan yang dilakukan oleh oknum tersebut, tidak perlu terjadi, jika memiliki etika, nilai moral, dan pemahaman agama yang baik. Nilai moral dan etika ini, harus dijunjung tinggi oleh siapapun, Terutama dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter,”tandasnya.
Arief menjelaskan berpendapat kasus perkosaan dan pelecehan seksual oleh oknum dokter dan peserta program pendidikan dokter, merusak dan mengoyak keluhuran profesi dokter.
“Tugas utama dokter adalah menangani kesehatan manusia. Itu yang harus jadi pilar utama profesi, dan tidak boleh dicederai dengan bentuk pelecehan seksual dalam bentuk apapun. Ke depan, harus lebih ditekankan etika, moral dan pendidikan agama kepafa generasi penerus,”tegasnya.
Baca juga: Undip Ngotot Tak Salah Pasca Penetapan Tersangka Kasus Kematian Dokter PPDS
Ditambahkannya, oknum dokter yang melakukan perkosaan dan pelecehan seksual, saat ini sudah ditangani oleh aparat penegak hukum.
“Kasus ini sedang ditangani oleh aparat penegak hukum. Soal sanksi, serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum,”pungkasnya.(Iwan-02).