Semarang, Jatengnews.id – Progam Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan kepada siswa SMPN 1 Kota Semarang ditemukan belatung atau magot.
Sebelumnya telah viral di media sosial @Sanantaz ada sebuah video yang menyebutkan adanya magot dalam tempat makan progam unggulan Presiden Prabowo Subianto yakni MBG.
Setelah ditelusuri ternyata kejadian itu terjadi di SMPN 1 Kota Semarang.
Baca juga: Bulan Ramadan Program MBG di Karanganyar Tetap Ada
Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Semarang Siminto menyebutkan, bahwa kejadian ini terjadi pada Rabu (16/4/2025) kemarin.
“Memang ini yang kemarin itu ada satu yang ndilalah (kebetulan) diomprengnya ada uget-uget nya (magot),” ungkapnya Kamis (17/4/2025).
Menurut kaca matanya, temuan adanya makanan yang terdapat ulat tersebut bukan dari sayurnya.
“Itu ternyata dari buah yang disajikan kebetulan itu buahnya salak, yang nuwun sewu mungkin itu salaknya,” ujarnya saat dikantornya.
Menurutnya, magot tersebut tidak berangkat dari nasi, sayur atau lauk yang sudah dimakan.
“Logikanya kalau sayur itu sudah dimasak tamu itu (magot) nya sudah mati, namun itu masih hidup,” katanya.
Sementara pasca kejadian tersebut, pihak sekolah langsung melaporkan kepada pihak pendamping dan penyedia jasanya.
“Udah kami laporkan dan diganti waktu itu juga, kami juga mewanti-wanti ke penyedia agar tidak terulang lagi, kedepan harus lebih baik lagi,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa sekolahnya telah menerima MBG sejak 24 Februari 2025 lalu. “Porsi setiap harinya sesuai jumlah siswa yakni 898,” ucapnya.
Terpisah, Direktur Utama Prima Raja Sari Resto, Amin Wasono. SPPG Tawangsari menyampaikan bahwa kejadian itu bakal menjadi catatan evaluasi dan perbaikan kedepannya.
“Menurut kita itu ulat buah, yang bukan magot atau belatung. Kami sudah kordinasikan dan ganti produknya, itu adanya dari buah bukan dari sayur. karena kalau dari sayur sudah mati,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan, setiap menyedikan pihaknya selalu menyortir satu persatu. Dari 3.497 porsi yang ia sediakan di 3 tk, 5 sd, 1 smp dan 1 Sma tersebut hanya ada satu insiden.
Baca juga: Percepat Program MBG, Pemprov Jateng Gunakan Beberapa Aset untuk Dapur
“Kita kecolongan satu buah, padahal sudah kita sortir namun kecolongan. Kedepan menu yang berpotensi seperti adanya ulat buah kita hindari,” ujarnya.
Udai insiden ini, pihaknya langsung koordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Ini tetap jadi catatan kami biar tidak terulang kembali. Sementara kita nggak boleh pakai salak karena untuk kedepannya cari buah yang lebih aman,” jelasnya. (Kamal-02)