
Semarang, Jatengnews.id – Gubernur Jateng Ahmad Luthfi akan siapkan role model untuk mengurus dan melindungi pekerja migran yang akan ke luar negeri.
Apalagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah jumlahnya sangat besar dan menjadi penyumbang devisa bagi daerah.
Baca juga: Gubernur Jateng Terima Kunjungan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
“Saya sudah perintahkan kepada Dinas Ketenagakerjaan untuk membuat role model terkait pendampingan dan pelatihan. Perlu adanya penyelarasan mulai rekrutmen sampai pemberangkatan PMI kita,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menerima kunjungan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding di kantornya, Selasa (15/4/2025).
Data penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah sesuai data 2024 sebanyak 66.611 orang, sedangkan pada 2025 terhitung sampai Maret sebanyak 14.361 orang.
Jumlah tersebut terpusat di sembilan kabupaten, yaitu Cilacap, Kendal, Brebes, Pati, Grobogan, Banyumas, Sragen, Kebumen, dan Sukoharjo.
“Pekerja migran Jateng secara umum nomor dua setelah Jatim. Pekerja migran ini identik pahlawan devisa bagi kami karena jumlah sangat besar di mana sentralnya ada di sembilan kabupaten,” katanya.
Ada enam negara yang menjadi tujuan utama penempatan PMI asal Jawa Tengah pada 2024 dan 2025. Meliputi Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, dan Singapura. Selain itu juga ada beberapa negara lainnya, salah satunya adalah Jerman.
“Kita sudah petakan di sembilan kabupaten itu yang besar-besar. Kedua kita harus tahu tentang kearifan lokal, masing-masing kabupaten/kota kan beda-beda. Ada yang patokannya terkait daerah miskin yang diberangkatkan, ada yang di daerah itu sudah tradisi, belum lagi simpul-simpul tenaga kerja kan beda-beda,” katanya.
Penyelarasan itu penting agar setiap daerah seragam dalam hal oengurui PMI. Juga agar memudahkan dalam pengawasan sehingga tidak terjadi banyak penipuan dan penyelewengan.
“Ini harus kita sinergikan agar masyarakat kita yang pekerja migran itu betul-betul pahlawan devisa. Bukan ada penipuannya, bukan justru dipersusah, dan lain sebagainya. Pak Menteri memberikan warning kepada kita agar satu aplikasi jelas dan akan memudahkan masyarakat kita bekerja di luar negeri,” jelas Luthfi.
Sementara itu, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding mengatakan, kunjungan ke Pemprov Jateng untuk konsolidasi penempatan tenaga kerja ke luar negeri, khususnya PMI dengan level medium skill ke atas.
“Kita butuh menciptakan ekosistem pelatihan yang bagus karena mengirim orang ke luar negeri itu dampaknya tidak hanya pada ekonominya tetapi juga transfer pengetahuan dan keterampilan. Itu yang mahal sebenarnya sehingga sepulang mereka dari sana bisa menjadi tenaga kerja yang ber-skill,” katanya.
Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi Tinjau Perusahaan Jelang Lebaran, Pastikan Pekerja Terima THR
Konsolidasi tersebut juga mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk melihat PMI sebagai peluang atau salah satu solusi dalam menyelesaikan atau mengurangi pengangguran. Maka ia minta ada peraturan daerah dan satu wadah khusus yang mengurusi tentang pekerja migran, minimal kepala bidang di masing-masing kabupaten/kota.
“Sambil kami juga minta tolong kepada beliau-beliau untuk memasifkan sosialisasi berangkat secara legal dan prosedural. Masalah kita selama ini banyak kekerasan, dieksploitasi, dan human trafficking karena 95 persen rata-rata berangkat lewat calo atau tidak prosedural,” jelasnya.(02)