Beranda Pendidikan PGSI Demak Apresiasi Menteri Abdul Mukti Hidupkan Kembali Jurusan IPA, IPS, dan...

PGSI Demak Apresiasi Menteri Abdul Mukti Hidupkan Kembali Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa

Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Kabupaten Demak menyambut positif keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Abdul Mukti.

Pengurus PGSI Demak usai diskusi membahas kebijakan Kemdikbud, Minggu (13/4/2025). (Foto: dok)

Demak, Jatengnews.id – Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Kabupaten Demak menyambut positif keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Abdul Mukti.

Pasalnya, Prof Abdul Mukti menghidupkan kembali jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang SMA dan MA.

Ketua PGSI Demak, Noor Salim, menilai kebijakan ini sebagai langkah tepat yang mengembalikan arah pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

Didampingi oleh sejumlah pengurus, Noor Salim menyampaikan apresiasinya saat menerima kunjungan silaturahmi halal bihalal dari para guru berbagai daerah di kediamannya, Desa Margohayu, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak.

Baca juga: Pemkab Demak Peringati Hari Pendidikan dengan Semarak Jalan Sehat

“PGSI Demak hingga PB PGSI Pusat menyambut baik kebijakan Prof. Menteri untuk membuka kembali jurusan IPA, IPS, dan Bahasa pada jenjang SMA dan MA. Jurusan-jurusan ini penting untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan sesuai minat dan potensi mereka,” ujar Noor Salim, Minggu (13/4/2025).

Lebih jauh, Salim yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar HIPKA-KAHMI menegaskan bahwa sistem penjurusan selama ini terbukti efektif membantu siswa mengenali arah karier dan pendidikan tinggi yang ingin ditempuh.

Oleh karena itu, saat jurusan dihapuskan pada tahun 2023 oleh Menteri sebelumnya, Nadiem Makarim, PGSI secara tegas menyatakan penolakannya.

“Penghapusan jurusan membuat siswa kehilangan arah. Sekolah seharusnya membekali mereka dengan pondasi yang jelas dan terarah, bukan malah membingungkan,” tambahnya.

Baca juga: STAI-IC Demak Bersiap Bertransformasi Menuju Institut, Perkuat Pendidikan Pascasarjana

Pandangan serupa disampaikan oleh Erbawati, guru Bahasa Inggris dan wali kelas MA Miftahul Ulum Ngemplak, Mranggen, Demak. Berdasarkan evaluasi yang dilakukannya selama setahun terakhir, kebijakan penghapusan jurusan justru menimbulkan dampak negatif bagi siswa.

“Banyak siswa yang kebingungan hingga mengalami tekanan psikologis karena tidak memiliki panduan akademik yang jelas untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Maka, jika tahun depan sistem penjurusan kembali diterapkan, itu adalah langkah yang sangat tepat,” tegas Erbawati. (Sam-01).

Exit mobile version