Kendal, Jatengnews.id – Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari siap mencanangkan program bersih desa dan tampung aspirasi warga selama memimpin Kabupaten Kendal 5 tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Bupati Kendal Dyah Kartika dalam konferensi yang bersamaan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal akan melaunching program Bersatu Siaga, Bersih Desa dan Tampung Aspirasi Warga pers di Ruang Ngesti Widhi Paringgitan Pemkab Kendal, Jumat 11 April 2025.
Bupati Kendal Dyah, menjelaskan kegiatan program Bersatu Siaga atau Bersih Desa dan Tampung Aspirasi Warga akan rutin dilakukan tiap hari Jumat. Dimulai pada hari Jumat 25 April di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Boja.
Baca juga: Bupati Kendal Dico Pamit, Warga Kendal Ucapkan Terimakasih
“Kegiatan ini akan dikemas dengan sederhana secara kekeluargaan dan guyub rukun dengan masyarakat setempat. Selain itu akan ada penyerahan bibit pohon untuk dilakukan penanaman secara berkala,” jelasnya
Bupati Kendal menyampaikan tujuan program Bersatu Siaga ini untuk menggerakkan semangat gotong royong membangun daerahnya. Hal itu sesuai dengan tagline Kendal berdikari dan slogan Kendal Beribadat serta Kendal semakin maju.
“Program ini akan meningkatkan kembali semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan,” Ujarnya
Pada kesempatan ini, juga diberikan ruang dialog Bupati Kendal dengan masyarakat. Dengan melalui program ini juga akan menciptakan kedekatan pemerintah daerah dengan masyarakat, supaya program pemerintah daerah bisa tepat sasaran. Program berbasis masyarakat juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat sehingga akan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.
“Nanti ada dialog dengan warga untuk menyerap aspirasi dan masukan dari masyarakat,” Terangnya.
Baca juga: Bupati Kendal Sebut Investasi di Kendal Tembus Rp14 Triliun
Sementara itu, Pj Sekda Kendal Agus Dwi Lestari mengatakan, Progam Bersatu Siaga merupakan progam unggulan Bupati dan Wakil Bupati Kendal yang membutuhkan banyak dukungan dari masyarakat.
“Filosofi dari program ini untuk mengangkat kembali budaya gotong-royong yang sudah mulai ditinggalkan. Harapannya, keterlibatan masyarakat lebih dominan dari pemerintah, dengan bergotong-royong di semua sektor,”Jelasnya. (Arif-01).
