Demak, Jatengnews.id – Tradisi Syawalan atau Kupatan di Kabupaten Demak kembali digelar dengan meriah Senin (7/4/2025).
Tradisi Syawalan yang telah berlangsung turun-temurun ini menjadi momen istimewa bagi masyarakat untuk merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa di bulan Ramadan.
Selain sebagai ajang silaturahmi, Tradisi Syawalan juga menjadi bentuk rasa syukur atas berkah dan keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT.
Baca juga : Melihat Lebih Dekat Tradisi Syawalan di Kaliwungu Kendal
Salah satu tradisi utama dalam perayaan Syawalan di Demak adalah sedekah laut berupa larung sesaji yang dilakukan oleh para nelayan di Pelabuhan Perikanan Pantai Morodemak. Ritual ini melambangkan harapan akan keberkahan, limpahan rezeki, serta keselamatan saat melaut.
Tak hanya menjadi agenda spiritual, tradisi ini juga menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah, menjadikannya sebagai magnet wisata tahunan yang memperkuat identitas budaya Demak.
Untuk memastikan jalannya perayaan berlangsung dengan aman dan nyaman, Polres Demak bersama TNI dan Linmas menerjunkan 115 personel guna mengamankan berbagai titik keramaian.
Kapolres Demak, AKBP Ari Cahya Nugraha, menegaskan bahwa pengamanan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menikmati suasana Syawalan di berbagai lokasi wisata.
“Pengamanan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung yang menikmati Syawalan,” ujar AKBP Ari.
Beberapa lokasi yang menjadi pusat perayaan Syawalan di Kabupaten Demak antara lain Pantai Morodemak di Kecamatan Bonang, Pulau Tirang Onggojoyo di Kecamatan Wedung, Pantai Istambul di Kecamatan Karangtengah, Pantai Arnavat di Desa Surodadi Sayung, serta Demak Green Garden (Degega) di Kecamatan Karanganyar.
Selain itu, sejumlah kolam renang juga menjadi destinasi favorit masyarakat untuk merayakan momen ini.
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, Kapolres Demak juga mengingatkan potensi gangguan keamanan seperti tindak kejahatan dan kecelakaan di tempat wisata. Oleh karena itu, pihak kepolisian meningkatkan pengawasan di berbagai titik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami mengimbau para pengunjung untuk tetap waspada dan mematuhi batas aman yang telah ditentukan. Orang tua juga harus lebih memperhatikan anak-anak mereka, terutama saat bermain di sekitar air. Kepada pengelola wisata, kami harap dapat meningkatkan pengawasan demi keselamatan bersama,” tambahnya.
Salah seorang warga yang menghadiri perayaan Syawalan, Ahmad (45), mengungkapkan kegembiraannya atas berlangsungnya tradisi ini.
Baca juga : Kirab Budaya Merti Desa dan Syawalan di Boja Kendal Berlangsung Meriah
“Setiap tahun saya selalu datang ke Pantai Morodemak untuk mengikuti larung sesaji. Ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk syukur kami kepada Allah SWT. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman,” ujarnya. (Sam-03)