26 C
Semarang
, 26 March 2025
spot_img

PKK Jateng Gandeng LBH dan Sistem Pelaporan Berempati untuk Cegah Bullying di Ponpes

Semarang, Jatengnews.id – Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin gandeng LBH dan sistem pelaporan berempati untuk mencegah bullying di lingkungan pondok pesantren.

Hal itu disampaikan Nawal, saat diskusi Ngopi Penak seri Ramadan Ramah Anak, bertajuk “Pesantren Anti Bullying dan Kekerasan Seksual”, secara daring, Selasa (25/3/2025).

Baca juga: Ketua TP PKK Jateng Nawal Arafah Yasin Melantik Ketua PKK Kabupaten/Kota

Menurut data yang dikutip dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), pada 2024 kasus kekerasan pada lembaga pendidikan, madrasah, hingga pesantren, meningkat 100 persen.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang mencetuskan kekerasan, baik fisik maupun verbal, di pesantren. Di antaranya, terkait kurangnya pengetahuan terkait bullying, juga rendahnya penegakan disiplin di internal pesantren.

“Solusinya adalah dengan memberikan edukasi. Juga membentuk sistem pelaporan yang aman dan menjaga privasi, serta penuh dengan empati,” tuturnya.

Nawal mengatakan, ajakan tersebut bermula dari pilot project Pesantren Ramah Anak, yang digagas oleh dirinya dan Unicef. Pada program tersebut dua pesantren di Rembang yakni, Ponpes Al Anwar IV dan Ponpes Alhamdulillah, telah menerapkan prinsip anti-bullying.

Selain itu, dia mengajak agar pondok pesantren menjalin kerja sama dengan lembaga bantuan hukum, hingga Dinas Kesehatan, untuk menanggulangi jika terjadi kasus.

“Kerja sama dengan pihak kesehatan seperti Puskesmas, kemudian bilamana membutuhkan bantuan hukum kerja sama dengan LBH dan psikolog. Selain itu, jangan ada relasi kuasa senior-junior. Kakak senior seharusnya bisa menjadi teman konselor sebaya,” ungkap Nawal.

Oleh karenanya, dia mengajak agar pengurus pesantren mampu belajar untuk menciptakan budaya antikekerasan, juga memberi afirmasi positif kepada santri.

Kepala Dinas Perempuan dan Anak Jateng, Retno Sudewi mengungkapkan, data bullying pada lingkup pesantren dari kurun 2021-Maret 2025, mencapai 85 kasus.

Baca juga: Nawal Arafah Yasin Tinjau Lapas Perempuan

“Kami melalui UPTD yang kami miliki besama Unicef, telah melakukan pembinaan dan edukasi, juga pendampingan psikologis kalau ada korban,” ungkapnya.

Dewi, sapaannya, berharap dengan acara itu, kepedulian akan tindakan perundungan di mana pun, akan semakin menguat.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN