Kendal, Jatengnews.id – Perpustakaan Ajar menyelenggarakan Pelatihan Mendongeng untuk Peningkatan Literasi bagi para ibu dan anak-anak di Desa Meteseh bareng PT MAS Arya Sabtu (15/3/2025).
Kegiatan yang mengusung tema “Mendongeng Itu Penting!’ ini bertujuan meningkatkan tingkat literasi masyarakat serta memotivasi orangtua mengenalkan bacaan sejak dini melalui kisah/dongeng bagi anak-anak mereka di ruang keluarga.
Baca juga : XL Axiata Optimalkan AI Perkuat Transformasi Digital
Juru Kisah & Ketua PPMI PD Semarang Kak Arsy mengatakan mendidik melalui sarana kisah/dongeng memiliki segudang manfaat. Metode cerita efektif bagi pengembangan karakter anak karena lebih berkesan daripada nasihat murni.
“Selain itu, manusia dididik untuk mengambil hikmah tanpa merasa digurui,” ujar mantan penyiar radio Idola Semarang ini.
Di hadapan ibu-ibu serta anak-anak, Kak Arsy menyampaikan, pemilihan cerita atau dongeng sangat penting bagi orang tua sebelum mendongeng. Beberapa tips yang bisa dipraktikkan antara lain: pemilihan tema dan judul yang tepat berdasarkan dengan kategori usia, waktu penyajian, serta suasana.
Agar terampil bercerita, menurut lulusan Pascasarjana Pendidikan Dasar UPGRIS Semarang ini, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan orangtua. Mulai dari olah gerak, bahasa & komunikasi, serta olah vokal.
Melalui olah gerak, seorang pendongeng akan lebih luwes memanfaatkan segenap anggota tubuhnya. Dengan mahir berbahasa & berkomunikasi, pendongeng akan tampak antusias, ekspresif, dan terjalin kontak visual.
“Dengan berlatih olah vokal, pencerita akan lebih artikulatif, intonasi lebih jelas, serta volume terjaga sesuai karakter tokoh yang dikisahkan,” tutur Kak Arsy sambil membawa boneka si Cempluk-nya.
Sementara itu, Widarsih menyampaikan, menyampaikan poin-poin manfaat mengenalkan buku anak dan membacakannya kepada Si Kecil sejak dini. Beberapa di antaranya: meningkatkan kosa kata, pemahaman bahasa, membantu perkembangan otak dan imajinasinya. Selain itu, dapat membentuk ikatan yang kuat dengan Si Kecil.
Menurut guru SDN 1 Purwogondo ini, anak-anak memiliki imajinasi tinggi sehingga harus direspons oleh orangtua. Salah satunya melalui mendongeng atau bahan bacaan. Di sini, peran orangtua mengenalkan bahan bacaan untuk merangsang daya imajinasinya tersebut.
“Misal, anak suka main dokter-dokteran, atau main pemadam kebakaran. Nah, orangtua bisa carikan bacaan ringan mengenai profesi dokter dan pemadam kebakara. Dengan begitu, anak-anak semakin terpantik imajinasi dan kreasinya,” tuturnya.
Senada, Kepala Desa Meteseh, Sisyanto, S.Sos menyambut baik pelatihan mendongeng yang diselenggaran Perpustakaan Ajar. Sebab, hal ini sebagai bagian dari upaya peningkatan SDM. Apalagi, bangsa Indonesia ke depan akan menyongsong Indonesia Emas 2045. “Pemdes siap mendukung gerakan literasi agar ke depan muncul generasi unggul di desa yang membuat masyarakat semakin berdaya dan sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Kinanthi Sekar Langit, Executive-Human Resources PT Mas Arya Indonesia mengatakan, perusahaannya mendukung kegiatan di Perpustakaan Ajar karena menyadari pentingnya budaya membaca bagi generasi muda dan masyarakat. Melalui kegiatan semacam ini, pihaknya ingin lebih dekat dengan komunitas.
“Kami mendukung penuh program-program yang bisa meningkatkan kualitas dari literasi, pendidikan dan harapannya bisa berdampak bagi komunitas,” ujar Kinan.
Dijelaskan Kinan, PT MAS Arya Indonesia memiliki 6 pilar bidang CSR. Meliputi sektor Pendidikan, bencana alam, olahraga, Kesehatan, koneksi dengan memberdayakan komunitas di wilayahnya, dan juga bidang lingkungan. “Tujuannya, selain branding, kami juga ingin berperan dan memberikan dampak yang positif, juga memberdayakan masyarakat bagi lingkungan sekitar kami,” ujarnya.
Ia berharap, hubungan dengan komunitas semakin kuat, terus bisa berkolaborasi untuk project terkait dengan literasi, dan edukasi membaca.
Dalam sambutannya, Koordinator Perpustakaan Ajar, Heri C Santoso, menyampaikan terima kasih pada pihak PT MAS Arya yang mendukung gerakan literasinya. Ia menyadari, saat ini adalah era kolaborasi. Kita tak bisa berjalan sendirian. Kemajuan mesti ditopang pelbagai pilar.
Baca juga : Kapolres Sukoharjo Imbau Pemilik Bengkel Knalpot Ciptakan Kamtibmas
“Ini sebagai perwujudan kerja pentahelix–model kolaborasi antara lima elemen masyarakat, yaitu pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media. Harapannya ini dapat menciptakan sistem yang lebih efektif dan berkelanjutan. Semoga kolaborasi ini bisa terus berkembang,” tutur Heri. (Arif-03)