26 C
Semarang
, 5 March 2025
spot_img

Video Bubur India Jadi Sajian Legendaris Takjil Semarang

Berikut kami sajikan berita video Bubur India jadi sajian legendaris takjil Semarang di Masjid Jami Pekojan khususnya setiap bulan Ramadhan.

JatengNewsTV – Berikut kami sajikan berita video Bubur India jadi sajian legendaris takjil Semarang di Masjid Jami Pekojan khususnya setiap bulan Ramadhan.

Bagi pembaca yang ingin menonton berita video Bubur India jadi sajian legendaris takjil Semarang di Masjid Jami Pekojan khususnya klik gambar di atas.

Diberitakan sebelumnya, sudah menjadi langganan masyarakat Kota Semarang, dimana setiap bulan Ramadhan Masjid Jami Pekojan menjadi tempat favorit ngabuburit atau menunggu waktu Magrib tiba dengan sajian Bubur India.

Tidak hanya berniat mengaji dan berjamaah sholat, di Masjid Pekojan ini juga menjadi tempat berburu takjil Semarang yang asik dan menarik.

Tonton juga: Video Warga Sukolilo Pati Jadi Korban Perampokan

Bukan cerita baru, namun berlangsung lebih dari 100 tahun masjid ini memiliki tradisi berbagi takjil khas Gujarat, India.

Menu takjil tersebut berupa bubur rempah-rempah yang masyarakat biasa menyebutnya bubur India.

Bubur India ini tidak hanya disajikan di masjid, tetapi juga dibagikan kepada warga sekitar yang ingin menikmatinya.

Bubur India awalnya dibuat untuk berbuka puasa bagi para musafir dan jamaah masjid. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini terus dijaga dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadhan di Pekojan.

Koki bubur India, Ahmad Faserin mengaku sudah sepuluh tahun menjadi juru masak menu takjil masjid Pekojan. Selama prosesnya, ia mengaku dibantu oleh warga sekitar.

“Bumbunya biasa, kelapa, daun salam, daun sereh, daun pandan, onlclang, bawang merah, bawang putih sama jahe,” ungkapnya resep pembuatan bubur India, Senin (3/3/2025).

Untuk meracik bubur yang sudah melegenda ini, ia mengaku sudah memulai dari sejak pukul 10:00 WIB pagi.

“Pagi meracik bumbu-bumbunya, entar habis zuhur sudah jadi semua tinggal masuk-masukan,” jelasnya kepada Jatengnews.id.

Dalam prosesnya, Faserin memasak menggunakan kuali besar dan diisi 20 Kilogram beras. Beras segitu, katanya bisa menjadi 200 – 300 porsi.

Karena mereka menyajikan bubur, sehingga beras yang mereka masak harua terus menerus diaduk hingga benar-benar matang atau tanak.

“Saya mengaduk dari Jam 12 an, atau setengah satu an,” akunya usai dirinya selesai mengaduk sekitar pukul 14:00 WIB.

Artinya, proses mengaduknya sendiri, dirinya membutuhkan waktu  sekitar hampir dua jam. Tak hanya menyajikan bubur, mereka tentunya juga menyediakan lauk yang bervariasi.

Tonton juga: Video Kronologi Sungai Plumbon Semarang Jebol

Selain itu, disajikan juga buah seperti semangka, kurma dan lainnya tergantung jadwal menunya.

Minumannya juga macam-macam, terkadang menyediakan teh, susu dan air putih juga disediakan.

Meskipun resep ini sudah turun temurun dari jaman dahulu, peminatnya kabarnya tak lekang oleh zaman dan selalu berdatangan orang baru.

“Nggak (berkurang) ini masih banyak (peminatnya) kan baru lagi, baru lagi gitu. Jadi mereka lihat di media penginnya begitu. Warga sini sedikit malah banyak yang luar,” jelasnya. (Kamal-01)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN