Jakarta, Jatengnews.id – Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jateng menorehkan tinta emas dengan memenangkan penghargaan Indonesia Best Sharia Business Unit of Regional Bank 2025 dalam ajang Indonesia Sharia and Halal Top Brand Awards 2025.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi Bank Jateng Syariah dalam memperkuat ekosistem pemerintah daerah melalui inovasi produk dan layanan berbasis syariah.
Baca juga : Bank Jateng Tour de Borobudur Sukses Digelar, Promosi Pariwisata Jateng
Adapun, penghargaan ini juga menjadi bukti komitmen Bank Jateng Syariah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa kapitalisasi pasar keuangan syariah Indonesia pada 2024 mencapai Rp6.825,3 triliun, mengalami kenaikan 11,1%.
Pertumbuhan ini juga tercermin dari kinerja Bank Jateng Syariah yang terus mengoptimalkan layanan digital untuk menjangkau masyarakat lebih luas.
Eksekutif Senior Syariah Bank Jateng, Agus Sapto Prasetio, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian tersebut.
“Penghargaan ini adalah hasil kerja keras tim dalam menghadirkan solusi keuangan syariah yang inovatif dan inklusif. Kami fokus memperkuat ekosistem lokal melalui produk dan layanan yang selaras dengan kebutuhan masyarakat Jawa Tengah. Digitalisasi menjadi tulang punggung strategi kami untuk memastikan akses layanan yang cepat dan mudah bagi nasabah,” ujar Agus melalui siaran pers, Selasa (04/03/2025).
Agus juga menambahkan bahwa Bank Jateng Syariah berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait guna mendukung visi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global.
“Kami tidak hanya ingin menjadi bank syariah yang terpercaya, tetapi juga mitra strategis bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Jawa Tengah,” tuturnya.
CEO Warta Ekonomi Group, Muhamad Ihsan, dalam sambutannya di acara penghargaan menyatakan bahwa digitalisasi dan tata kelola yang baik menjadi pilar utama pertumbuhan industri syariah
“Inovasi ini menunjukkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi perubahan pasar. Selain itu, 89,62% perusahaan telah menerapkan GCG (Good Corporate Governance), sementara 44,34% aktif dalam program CSR,” kata Ihsan.
Wakil Ketua Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI 2021–2025, Adiwarman A. Karim, menyoroti perbedaan mendasar antara ekonomi syariah dan konvensional.
“Hal ini mencegah pertumbuhan ekonomi semu yang tampak cepat tetapi rapuh. Selain itu, keunggulan ekonomi syariah akan sia-sia jika tidak mudah diakses oleh masyarakat. Oleh karena itu, digitalisasi menjadi kunci agar ekonomi syariah lebih inklusif dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang kuno,” tutur Adiwarman.
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat, menambahkan bahwa industri halal memiliki potensi besar secara global.
“Indonesia masih menjadi konsumen terbesar produk halal, tetapi telah masuk dalam daftar 10 besar eksportir produk halal dunia. Untuk sektor makanan dan minuman halal, Indonesia menempati peringkat ke-5 sebagai eksportir,” jelas Emir.
Baca juga : Pemprov Jateng Dorong Bank Jateng Genjot Penyaluran Kredit Rumah Subsidi
Sebagai informasi acara yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi pada 25 Februari 2025 di Sultan Hotel Jakarta ini mengusung tema Creating Halal and Sharia Ecosystem through Digitalization to Increase Economic Resilience. (03)