Pendidikan di Indonesia sedang mengalami transformasi signifikan dengan diperkenalkannya pendekatan deep learning. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pemahaman mendalam, tetapi juga bertujuan meningkatkan kualitas dan pemerataan akses pendidikan bagi semua. Deep learning bukan sekadar inovasi, tapi juga langkah nyata menuju pendidikan berkualitas dan merata.
Secara hukum, pendekatan ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 yang menekankan teknologi sebagai alat pemerataan akses pendidikan. Sejarah membuktikan bahwa sistem pendidikan Indonesia terus beradaptasi, dari metode konvensional hingga digitalisasi pembelajaran. Lebih dari itu, secara filosofis, pendidikan bertujuan memuliakan setiap individu dengan keunikannya, dan deep learning mewujudkannya lewat pemahaman mendalam, bukan sekadar hafalan. Secara sosial, pendekatan ini menjadi jembatan mengurangi kesenjangan, membuka akses yang lebih luas bagi semua. Ini bukan sekadar teori—ini masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif!
Implementasi Deep Learning dan Dampaknya
Untuk mengimplementasikan deep learning dalam proses belajar mengajar, diperlukan metode dan strategi yang tepat. Pendekatan ini menekankan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful. Artinya, proses belajar harus dilakukan dengan penuh kesadaran, menemukan makna, dan memberikan kegembiraan bagi peserta didik.
Baca juga: Siapa yang Bertanggung Jawab Menciptakan Anak Indonesia Hebat?
Guru berperan sebagai fasilitator yang menghargai perbedaan individu dan mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi konsep serta menghubungkannya dengan berbagai disiplin ilmu. Selain itu, integrasi teknologi digital dapat memperkuat deep learning melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, meskipun peran guru tetap tidak tergantikan. Dampak penerapan deep learning terhadap proses belajar mengajar di lembaga pendidikan sangat signifikan. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah kompleks.
Dengan pemahaman mendalam, siswa tidak hanya menghafal informasi, tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks nyata. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional untuk menghasilkan generasi yang adaptif dan kompeten dalam menghadapi tantangan global.
Komitmen Pemerintah dan Institusi Pendidikan
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, telah menunjukkan komitmennya dalam mengadopsi pendekatan deep learning. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Abdul Mu’ti menekankan pentingnya pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penguasaan materi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Beliau menyatakan bahwa deep learning mendorong bagaimana belajar mampu memuliakan manusia dengan segala perbedaan kemampuan dan keahliannya.
Selain itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menegaskan bahwa deep learning perlu diterapkan dalam setiap mata pelajaran. Beliau menyoroti bahwa teknologi digital dapat memperkuat deep learning pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, namun tidak dapat menggantikan peran guru dalam proses pembelajaran.
Implementasi deep learning di Indonesia juga mendapat dukungan dari berbagai institusi pendidikan tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), misalnya, telah merancang berbagai strategi untuk mengintegrasikan deep learning dalam kurikulum mereka. Langkah-langkah ini mencakup pengembangan kurikulum berbasis deep learning, pelatihan bagi dosen, penelitian dan inovasi pendidikan, serta penerapan pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif.
Tantangan dan Upaya Pemerataan Akses Pendidikan
Meskipun upaya penerapan deep learning telah digalakkan, tantangan dalam pemerataan akses pendidikan masih menjadi perhatian utama. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024, tingkat penyelesaian pendidikan untuk jenjang SMA/SMK/sederajat sebesar 67,07 persen. Artinya, dari 100 orang penduduk berumur 19-21 tahun, sekitar 67 hingga 68 orang telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 32 hingga 33 persen penduduk usia tersebut yang belum menuntaskan pendidikan menengah atas.
Selain itu, data menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah tingkat penyelesaian pendidikan. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian khusus dalam mendorong siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu, akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi faktor penentu dalam implementasi deep learning. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2020, sekitar 70 persen penduduk usia 5 tahun ke atas yang masih bersekolah telah mengakses internet dalam tiga bulan terakhir. Namun, terdapat disparitas antara daerah perkotaan dan perdesaan dalam hal akses dan kualitas infrastruktur TIK. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan ketersediaan dan kualitas infrastruktur TIK yang merata di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung penerapan deep learning secara efektif.
Kolaborasi untuk Mewujudkan Pendidikan Berkualitas
Mewujudkan pendidikan berkualitas dan merata bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama antara institusi pendidikan dan masyarakat. Pemerintah memiliki peran krusial dalam merancang kebijakan yang tidak hanya mendorong penerapan deep learning, tetapi juga memastikan implementasinya berjalan efektif. Ini mencakup peningkatan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan, workshop, dan sertifikasi, serta penyediaan infrastruktur pendidikan yang memadai, mulai dari akses internet hingga perangkat teknologi yang mendukung pembelajaran berbasis digital.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan
Di sisi lain, institusi pendidikan harus lebih proaktif dalam mengadopsi kurikulum yang selaras dengan prinsip deep learning. Pendekatan ini dapat diwujudkan melalui metode pembelajaran berbasis proyek, diskusi interaktif, dan kolaborasi antar siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Selain itu, dosen dan guru perlu didorong untuk terus melakukan penelitian dan inovasi dalam metode pengajaran agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Tak kalah penting, masyarakat, terutama orang tua, juga memegang peran signifikan dalam mendukung proses belajar anak-anak. Dukungan ini dapat berupa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah, memberikan akses ke sumber belajar tambahan, serta menanamkan budaya berpikir kritis dan eksploratif sejak dini. Dengan sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat, penerapan deep learning bukan hanya menjadi wacana, tetapi sebuah revolusi nyata dalam sistem pendidikan Indonesia.
Oleh: Fikri Ahmad Faadhilah