Semarang, Jatengnews.id – Dinas Ketenagakerjaan dan Transportasi (Disnakertrans) Jawa Tengah (Jateng) Janjikan bakal beri 8.000 lapangan pekerjaan untuk korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) PT Sritex.
Perhari ini, PT Sritex Group resmi sudah tidak beroperasi atau tutup karena bangkrut dan Manajemen Sritex menyebutkan ada 12 ribu pekerja terdampak.
Baca juga: PT Sritex Dinyatakan Pailit, Dispenaker Sukoharjo Minta Klarifikasi
Data berbeda disampaikan oleh Kepala Disnakertrans Jateng, Ahmad Aziz dimana dalam datanya ada 10.969 pekerja yang di PHK.
“Pemerintah daerah Sukoharjo sudah menyiapkan lowongan-lowongan sekitar 8.000 apabila yang ter-PHK ingin bekerja, bisa masuk di tersebut,” ungkapannya merespon adanya badai PHK ini.
Menurutnya, perusahaan tersebut disediakan di daerah Sukoharjo dimana menjadi pusat PT Sritex Group.
“Yang mau bekerja kembali di perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar Sukoharjo,” jelasnya.
Kiranya, kuota 8000 itu mampu membantu para korban PHK massal yang telah menimpa para pekerja sritex.
“Kalau yang di Sukoharjo kan sekitar 8600-an, sementara lowongan itu, kebetulan waktu itu saya juga ikut apa bertemu dengan perusahaan-perusahaan yang punya lowongan itu termasuk memastikan kaitannya dengan lowongan tersebut, termasuk kami meminta supaya kaitannya dengan umur, usia,” jelasnya saat ditanya apakah mampu menampung semuanya.
Perihal usia, maksudnya tidak menjadi masalah ketika sudah berusia lebih dari 35 tahun bahkan 45 tahun.
“Nah, nanti diinformasikan kepada para yang ter-PHK itu yang ingin bekerja. Sifatnya ya sukarela dia daftar sendiri ke perusahaan-perusahaan tersebut,” katanya.
Sementara perwakilan buruh Sritex, Slamet Kaswanto menyampaikan bahwa para pekerja tetap ingin bekerja di profesi yang sama.
“Lapangan pekerjaan yang disediakan belum tentu juga skillnya sama dengan apa yang sekarang teman-teman geluti selama ini,” keluhnya.
Baca juga: PT Sritex Bangkrut, 10 Ribu Karyawan Terkena PHK
Mereka masih berharap, bisa bekerja di lokasi yang sama meskipun dengan pemimpin perusahaan yang berbeda.
“Jadi kami sangat berharap itu (kerja di perusahaan tekstil) karena lapangan pekerjaan yang disediakan belum tentu juga sesuai dengan skill dari teman-teman itu dan kalau harus ke BLK tentunya apa teman-teman mungkin akan beradaptasi lagi dengan apa hal yang baru lagi gitu,” tutupnya. (Kamal-02)
