Semarang, JatengNews.id – Sedikitnya 60 wirausaha muda Kota Semarang mengikuti pelatihan pemasaran melalui e-commerce dan e-katalog digelar Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh Dispora Kota Semarang yang dihadiri oleh para wirausaha muda terpilih yang tersebar di beberapa wilayah di kecamatan dan kelurahan Kota Semarang.
Pelatihan ini berlangsung di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda Kota Semarang, Rabu 19 Februari 2025 dan mendatangkan beberapa pembicara diantaranya, Pemimpin Redaksi (Pemred) JatengNews.id, Shodiqin. Anggota Forum Wartawan Balaikota (Forwakot) Semarang, Sigit Hermawan dan Ower Sepatu Sivan Haslin Pradana.
Baca juga: Paslon Mawar Prioritaskan Digitalisasi dan Pelatihan Bisnis untuk UMKM Lokal di Jepara
Dalam kesempatannya, salah satu narasumber Shodiqin, mengajak para peserta memanfaatkan teknologi internet dalam hal untuk meningkatkan penjualan produk. Hal ini karena dunia jual beli melalui digital semakin masif.
Hasil riset Kementerian Perdagangan RI tahun 2024 disampaikan bahwa, jumlah pengguna e-commerce di Indonesia terus mengalami kenaikan sejak tahun 2020, hingga pada tahun 2023 jumlah pengguna e-commerce di Indonesia sebanyak 58,63 juta pengguna.
Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia juga diperkirakan akan terus meningkat antara hingga tahun 2029 mencapai 99,1 juta pengguna.
“Artinya apa?, data ini mencerminkan pertumbuhan yang pesat dalam penggunaan e-commerce di Indonesia, dengan semakin banyak konsumen yang beralih ke platform digital untuk memenuhi kebutuhan belanja. Sehingga ini menjadi peluang besar bagi kita,” tegasnya.
Shodiqin juga mengajak para peserta untuk memanfaatkan layanan penjualan melalui aplikasi marketplace seperti Shoppe, Tokopedia, Lazada, Blibli dan lainnya.
Dikutip dari Databooks by KataData, data dari SimilarWeb, pada tahun 2023 Shopee berada di rangking pertama e-commerce dengan kategori marketplace yang meraih pengunjung terbanyak dengan angka 2,350 juta. Dilanjutkan Tokopedia sebanyak 1,250 juta, disusul Lazada sebesar 762,4 juta dan Blibli sebesar 33,4 juta.
“Artinya data ini menunjukkan bahwa masyarakat sebagai konsumen sudah memanfaatkan dunia digital dalam hal memenuhi kebutuhan mereka. Maka dari itu peluang ini harus bisa ditangkap oleh teman-teman,” tegasnya.
Di sisi yang lain, para peserta juga diajak memaksimalkan media sosial untuk meningkatkan brand produk dan juga bisa memberikan service lebih. Karena tantangan para pelaku usaha saat ini adalah banyaknya kompetitor lain yang juga terus meningkatkan skill dan inovasi produk.
Baca juga: Perempuan Wirausaha Semarang Jawa Tengah Naik Kelas Melalui Women Ecosystem Catalyst
Sementara itu pemateri lain, Sigit Hermawan mengajak para wirausaha muda memiliki legal formal atau berbadan hukum dalam usahanya. Ini karena bisa menjadi peluang ke depan bagi para pelaku usaha masuk ke pemerintahan.
Karena di pemerintahan sendiri menyediakan pengadaan barang dan jasa melalui e-katalog. E-katalog adalah sistem elektronik yang berisi daftar barang dan jasa yang dapat dibeli oleh pemerintah.
“Sehingga ini bisa memberikan kesempatan bagi teman-teman untuk menawarkan produk yang ditawarkan. Khususnya teman-teman yang punya usaha dibidang makanan seperti, snack, makan siang dan lainnya. Karena pemerintah seringkali mengadakan kegiatan rapat,” tegasnya. (01)