Beranda Daerah Dampak Gas LPG 3 Kg Langka, Warga Sayung Demak Terpaksa Berburu ke...

Dampak Gas LPG 3 Kg Langka, Warga Sayung Demak Terpaksa Berburu ke Luar Daerah

Stok gas LPG 3 kg di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung Demak langka atau sulit didapat, warga terpaksa mencari hingga luar daerah.

Warga Sayung Demak terpaksa berburu gas LPG 3 KG di luar daerah, Selasa (11/2/2025). (Foto: Sam)

Demak, JatengNews.id – Stok gas LPG 3 kg di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung Demak langka atau sulit didapat, warga terpaksa mencari hingga luar daerah.

Hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah terkait penataan stok gas LPG 3 Kg di tempat pengecer dilarang. Sehingga gas LPG 3 Kg semakin menyulitkan warga, terutama pelaku usaha kecil.

Sudah lebih dari sebulan, pasokan gas LPG 3 KG bersubsidi ini sulit ditemukan di Demak, sementara harga di pasaran melonjak tinggi.

Baca juga: Demi Gas LPG 3 KG, Tri Lestari Warga Demak Alami Kecelakaan Hingga Meninggal

Pemilik kedai es teh di Banjarsari, Shofa Fikria, merasakan langsung dampak dari kelangkaan ini. Ia harus berkeliling mencari gas hingga ke Buyaran Demak, yang berjarak 8 kilometer dari rumahnya, demi mendapatkan satu tabung elpiji.

“Di sini ada yang jual sampai Rp35.000, sementara di Buyaran masih bisa didapat Rp30.000. Masalahnya, bukan cuma mahal, tapi susah sekali dicari,” keluhnya, Selasa (11/2/2025).

Kesulitan tidak hanya dialami Shofa. Beberapa warga bahkan terpaksa tidak memasak selama dua hari karena tak kunjung mendapatkan gas. Bagi pelaku usaha, kondisi ini semakin memperburuk keadaan. Shofa, yang sebelumnya juga berjualan seafood, harus menutup sementara usahanya sejak banjir melanda.

Direktur PT Anwusa Gas Demak, Patno Zuwanto saat diwawancara. (Foto: Sam)

“Ekonomi lumpuh. Banjir membuat pendapatan menurun, sekarang gas juga langka,” ungkapnya.

Akibat Banjir

Sementara itu, Direktur PT Anwusa Gas Demak, Patno Zuwanto, mengonfirmasi bahwa kelangkaan gas LPG 3 KG ini sebagian besar disebabkan oleh gangguan distribusi akibat banjir. Selain itu, kepanikan masyarakat yang mendengar isu penghapusan pengecer juga memperburuk situasi.

“Sebenarnya pengecer tetap diperbolehkan, tapi distribusi terhambat. Dari lima truk yang seharusnya mengangkut gas, hanya dua yang bisa beroperasi karena banjir,” jelasnya.

Di pangkalan resmi, harga LPG 3 KG seharusnya tetap Rp18.000 per tabung. Patno menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan instruksi agar tidak ada penimbunan.

“Jika ada pangkalan yang menjual lebih mahal, kami akan berikan sanksi, seperti pengurangan pasokan,” tegasnya.

Baca juga: TPID Demak Lakukan Pemantauan Bahan Pokok Jelang Nataru

Meski demikian, di tingkat pengecer harga gas masih melambung. Hingga kini, belum ada regulasi tegas dari Pertamina terkait harga di pengecer.

“Seharusnya selisih harga tidak terlalu jauh. Kalau dari pangkalan Rp18.000, idealnya pengecer menjual di kisaran Rp20.000,” tambah Patno.

Masyarakat berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menjamin ketersediaan dan distribusi gas LPG 3 Kg, terutama di daerah pelosok. Jika kelangkaan ini terus berlanjut, banyak pelaku usaha kecil yang terancam gulung tikar, dan warga semakin kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

Demikian informasi, stok gas LPG 3 kg di Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung Demak langka atau sulit didapat, warga terpaksa mencari hingga luar daerah. (Sam-01)

Exit mobile version