![Sadranan Temanggung](https://www.jatengnews.id/wp-content/uploads/2025/02/Sadranan-Temanggung.jpeg)
Temanggung, Jatengnews.id – Sadranan atau nyadran adalah tradisi masyarakat Jawa untuk membersihkan makam leluhur dan berdoa bersama.
Sadranan juga dilakukan oleh Warga Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu, Temanggung gelar di komplek makam Kiai dan Nyai Demang belum lama ini.
Baca juga : Nyadran Jaran Kepang Jadi Ikon Baru Pariwisata di Temanggung
Sesepuh warga, Romidi (73) mengatakan ada tradisi unik yang dipegang teguh warga yakni pantangan mencicipi masakan sebelum disajikan.
“Ada makna pantangan mencicipi masakan, antara lain keikhlasan, memasak dengan hati dan ketaatan pada tradisi yang diwariskan tetua,” katanya dikutip Selasa (11/02/2025).
Warga percaya, pelanggaran dari pantangan ini akan berdampak buruk pada diri sendiri dan keluarga, seperti sakit yang tidak kunjung sembuh dan tertimpanya malapetaka.
Tradisi itu menjadi even budaya. Tidak hanya warga dusun, warga dari sejumlah daerah turut serta dalam kegiatan itu, bahkan dari luar daerah.
Cuaca cerah, langit membiru dan angin berhembus sepoi-sepoi. Rangkaian tradisi adalah digelar wayang kulit semalam suntuk dan pengajian, serta pasar malam.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Temanggung Tri Raharjo mengatakan, tradisi ini sebagai wujud syukur masyarakat atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, dan penghormatan kepada leluhur.
Baca juga : Melihat Dari Dekat Tradisi Nyadran di Dusun Manggung Kabupaten Kendal
“Di makam berdoa, dan bukti menghormati orang tua. Hukumnya wajib,” imbuhnya. (03)