29 C
Semarang
, 4 February 2025
spot_img

Menelisik Sejarah Candi Gunung Wukir di Kabupaten Magelang

Magelang, Jatengnews.id – Candi Gunung Wukir, terletak di Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang merupakan salah satu situs sejarah penting di Indonesia.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispuspa) Kabupaten Magelang, Wisnu Budi Argo Budiono mengatakan Candi ini dikenal sebagai peninggalan sejarah pertama yang mencantumkan tahun pembuatan, sehingga menjadi penanda waktu berkuasanya Kerajaan Medang di tanah Mataram.

Baca juga : Pemasangan Chattra Stupa Induk Candi Borobudur Dibatalkan

Candi Gunung Wukir memiliki nama asli Shiwalingga di Kunjarakunja dan diduga dibangun pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada 732 M,” katanya dikutip Selasa (04/02/2025).

Candi ini memiliki empat bangunan, yaitu candi induk dan tiga candi perwara, yang terbuat dari batu andesit.

Sayangnya, keadaan candi-candi tersebut tidak lagi utuh, hanya menyisakan sedikit reruntuhan. Namun, penemuan yoni, lingga, dan arca lembu betina Nandi dapat membantu mengungkapkan sejarah candi ini.

Candi Gunung Wukir juga memiliki potensi sebagai jalur paket wisata karena lokasinya yang tidak jauh dari lereng Gunung Merapi.

Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang indah dan mempelajari sejarah panjang nenek moyang sesuai peradabannya.

Tempat reruntuhan candi, mempunyai ukuran 50×50 meter. Bangunan candi tersusun dari batu andesit, dan setidaknya terdiri atas satu candi induk dan tiga candi perwara.

Selain prasasti, di kompleks candi juga ditemukan yoni, lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina Nandi. Terdapat yoni besar yang berada di candi utama, dan dua yoni lebih kecil yang berada di candi perwara.

Wisnu menyampaikan, berdasarkan catatan Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, candi-candi tersebar di wilayah Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Magelang. Umumnya terbuat dari batu andesit, yang biasa terdapat di sekitar gunung berapi. Bahan-bahan lain seperti batu putih hanya dipergunakan sebagai pelengkap, misalnya sebagai pagar keliling candi.

Baca juga : Seni Tari Terpahat di Dinding Candi Borobudur Jadi Inspirasi Munculnya Tarian Baru

Batu-batu disusun tanpa adonan spesial, kecuali pada bagian tertentu di sisi luar. Setelah bentuknya tersusun, barulah hiasan-hiasan dipahatkan pada permukaaannya yang rata. Pada saat ditemukan, sebagian besar candi berada dalam kondisi rusak berat. Bebatuan yang menjadi inti bangunannya berserakan di sejumlah tempat, terkadang hingga jauh dari tempatnya semula. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN