29 C
Semarang
, 3 February 2025
spot_img

Dampak Diskon Tarif Listrik, Jateng Alami Deflasi -0,46 Persen

Semarang, Jatengnews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Tengah mengalami deflasi (penurunan harga dan jasa) bulan ke bulan atau Month to Month (M-to-M) sebesar -0,46 persen.

Kondisi ini, dipengaruhi salah satunya karena diskon tarif listrik 50 persen, yang diterapkan pada awal 2025.

Baca juga: Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

Hal itu diungkapkan Kepala BPS Jateng Endang Tri Wahyuningsih, saat rilis daring Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), Senin (3/2/2025). Menurutnya, deflasi yang terjadi mengulang momen pada 2015 lalu.

“Bulan Januari ini, Jateng mengalami deflasi sebesar 0,46 persen. Ini pertama kali terjadi deflasi, selama kurun waktu sembilan tahun terakhir. Deflasi terakhir terjadi tahun 2015 bulan Januari,” ujarnya.

Endang menjelaskan, diskon listrik tersebut diperuntukkan konsumen rumah tangga dengan daya 450 Volt-Ampere sampai dengan 2.200 Volt-Ampere, dari Januari-Februari 2025. Penurunan tarif listrik memberi andil terbesar pada deflasi M-to-M Desember 2024 terhadap Januari 2025.

Disusul dengan bawang merah yang sedang panen raya di sentra penghasil, kemudian harga telur ayam ras yang harganya menurun, setelah banyaknya permintaan pada libur Nataru.

“Harga mobil mengalami penurunan sekitar 0,75 persen setelah Desember 2024 kemarin naik 1,96 persen, karena ada diskon pada beberapa jenis mobil. Pemprov Jateng memberikan insentif berupa relaksasi atau pengurangan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan, dari Januari-Maret 2025,” imbuhnya.

Meski demikian, Endang menyebut Jateng mencatatkan inflasi bila dilihat secara tahunan atau year on year (Y-on-Y). Tercatat, inflasi Januari 2025 dibanding Januari 2024, sebesar 1,28 persen.

Baca juga : Nana Sudjana Buka Tenis Meja Gubernur Jateng Cup 2025

“Inflasi Year On Year tercatat 1,28 persen, jauh dibawah inflasi Y-on-Y Januari 2024 yang tercatat 2,69 persen. Kelompok makanan minuman, tembakau, memberi andil inflasi terbesar,” urainya.

Endang menambahkan, pihaknya mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,58. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 1,76 persen dengan IHK sebesar 107,04, dan terendah terjadi di Purwokerto sebesar 1,02 persen dengan IHK sebesar 105,59.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN