Karanganyar, Jatengnews.id – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar tradisi Labuhan Gunung Lawu.
Labuhan Gunung Lawu ini dalam rangka memperingati hari kenaikan takhta Sri Sultan Hamengkubuwono X, menjadi Raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Baca juga: Sapta Tirta Pablengan, Lokasi Wisata Karanganyar Miliki 7 Jenis Air Unik
Sebelum melakukan Labuhan Gunung Lawu, utusan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dilakukan prosesi serah terima secara simbolis Pratelan Ageman Sultan dari Keraton Yogyakarta kepada Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Acara berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kamis (30/01/2025).
Pj. Bupati Karanganyar Timotius Suryadi secara resmi menerima pratelan tersebut untuk selanjutnya dibawa ke Puncak Gunung Lawu.
Perwakilan Keraton Yogyakarta, KRT. Rinta Iswara, Pengageng II Kawedanan Widya Budaya mengatakan, barang-barang yang dilabuh, seperti dodot, kening set dinggo, teluh watu, dan uborampe lainnya.
Rinta mengatakan, Labuhan Gunung Lawu ini memiliki makna mendalam dalam tradisi Mataram. Prosesi ini dilakukan dengan penuh khidmat dan mengikuti kaidah adat yang telah diwariskan turun-temurun.
Labuhan Gunung Lawu, lanjutnya, dilaksanakan satu hari setelah peringatan hari kenaikan takhta Sultan Hamengkubuwono X, yang jatuh pada 29 Rajab dalam kalender Hijriyah.
“Upacara ini merupakan bagian dari tradisi besar Keraton Yogyakarta yang bertujuan untuk memayu hayuning bawana, yaitu menjaga keseimbangan alam dan spiritual bagi masyarakat.
Dikatakannya, Labuhan Gunung Lawu bukan hanya sebuah upacara, tetapi juga wujud rasa syukur dan bentuk penghormatan kepada leluhur. Tradisi ini memiliki makna spiritual untuk menjaga keseimbangan alam dan harmoni kehidupan.
“Barang-barang yang dilabuh telah disiapkan dengan cermat dan akan dibawa oleh para juru kunci menuju Puncak Gunung Lawu pada tengah malam, agar tiba di lokasi sebelum matahari terbit,”ujarnya.
Baca juga: Peringatan Sumpah Pemuda dengan Arak Bendera Merah Putih 1.000 Meter di Karanganyar
Sementara itu, Pj Bupati Karanganyar Timotius Suryadi menyampaikan, Labuhan Lawu bukan sekadar prosesi adat, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat kerja sama budaya dan sejarah antara kedua wilayah.
Timotius menuturkan, Karanganyar juga memiliki peran penting dalam sejarah terbentuknya Keraton Yogyakarta melalui Perjanjian Giyanti.
“Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Karanganyar dan Keraton Yogyakarta merupakan hal yang berkelanjutan, mengingat sejarah yang menghubungkan keduanya. Gunung Lawu memiliki makna khusus dalam perjalanan spiritual Sultan Hamengkubuwono X,”pungkasnya. (Iwan-02).