Semarang, Jatnegnews.id – Banjir Semarang kembali meluas kali ini di Jalan depan Kampus USM (Universitas Semarang), mahasiswa hingga pelaku usaha di sekitar mengeluh, Kamis (30/1/2025).
Banjir Semarang di Jalan depan Kampus USM tersebut, terjadi tepatnya di dua lajur jalan Arteri Soekarno Hatta, Pedurungan, Kota Semarang.
Baca juga : Semarang Banjir Rendam Wilayah Genuk Sampai Tlogosari
Menurut keterangan para pelaku usaha, banjir ini terjadi sejak pagi tadi usai Kota Semarang di guyur hujan deras selama dua hari ini.
Heri pelaku usaha toko copy atau percetakan yang berada tepat di depan Kampus USM, Heri (32) mengaku penghasilannya menurun setiap ada banjir seperti ini.
“Paling tinggi itu tahun kemarin, sampai ada yang sepinggang orang dewasa,” paparnya kepada Jatengnews.id saat ditemui di depan Kampus USM Semarang.
Ia menceritakan bahwa penghasilannya hari ini, mengalami penurunan sampai lima puluh persen akibat banjir. “Pengaruh sih, karena banjir mau ngeprint nggak jadi. Penurunan separuhnya,” katanya.
Selain itu dirinya juga menyebutkan, setiap banjir seperti ini sering mengakibatkan kendaraan pada mogok khususnya motor saat menerjang lokasi banjirnya.
Tak hanya itu, banjir di depan Kampus USM ini, kabarnya memang sudah menjadi langganan setiap terjadi hujan deras.
“Motor banyak yang mogok mungkin puluhan ada. Kedalamannya 10 – 30 centimeter,” paparnya.
Tepat di samping depan gerbang Kampus USM, tampak penjual tahu bulat yang berhenti untuk menjajakan dagangannya.
“Sudah setahunan saya jualan disini, banjir seperti ini sudah biasa,” ucap Nana (36) penjual tahu bulat.
Ia juga mengaku, kalau terjadi banjir seperti ini, tentunya menghambat penghasilannya.
“Sepi lumayan menurun, apalagi kampus perkuliahan lagi libur juga,” akunya.
Pasalnya, kalau hari biasa dirinya bisa meraup penghasilan kotor mencapai Rp 800 ribu, sementara itu pas banjir ini baru mendapatkan uang Rp 80 ribu.
“Saya padahal sudah buka dari pagi jam 8, ini sudah jam 1 siang,” keluhnya.
Meskipun perkuliahan di Kampus USM tengah libur, namun beberapa mahasiswa tampak tetap datang ke kampus dan terpaksa menerjang banjir.
Tampak mahasiswa USM Jurusan Psikologi, Aini tengah berada di seberang jalan dan berjalan menyebrangi arus lalu lintas dan arus banjir.
“Ya menurut saya mengganggu ya mas, kalau mau ke kampus itu agak susah. Apalagi saya naiknya BRT atau Trans Semarang,” ungkapnya.
Ia yang saat ini menginjak semester tujuh, dirinya mengaku datang ke kampus untuk melakukan proses tugas akhirnya atau skripsi.
“Mau pemberkasan. Banjir gini tiap hujan. Ya kita mau nggak mau di trobos aja,” ujarnya.
Ia juga menceritakan, bahwa suatu hari terjadi banjir, hingga akhirnya perkuliahan harus diganti online atau daring.
Masih dilokasi yang sama, Noval mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota USM mengaku mengalami nasib yang sama.
“Banjir ini sering, ya tentunya menghambat. Sehingga pernah harus kelas diganti online,” aku mahasiswa semester lima tersebut.
Pasalnya, akibat banjir seperti ini, tak jarang motor temannya yang harus mogok karena menerjang banjir saat menuju kampus.
Baca juga : Hujan Lebat Sejumlah Wilayah di Semarang Banjir
“Motor pada mogok, aku Alhamdulillah belum,” katanya. (03)