Surakarta, JatengNews.id – Mahasiswa jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Diponegoro (UNDIP), Emeli Elita Tondok yang tergabung dalam Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNDIP 2025, menjalankan program monodisiplin bertajuk “Penggunaan Kamishibai sebagai Alat Pengembangan Keterampilan Public Speaking pada Anak” di SDN Kusumodilagan, Jumat (24/01/2025)
Program ini bertujuan untuk melatih keterampilan berbicara di depan umum pada siswa dengan memanfaatkan seni bercerita tradisional Jepang.
Emeli menjelaskan, dalam era digital, kecanduan gadget pada anak menjadi tantangan besar yang memengaruhi perkembangan emosional, sosial, dan kognitif mereka.
Anak-anak cenderung kehilangan minat terhadap aktivitas imajinatif, seperti membaca, mendengarkan cerita, atau bermain peran, yang penting untuk merangsang kreativitas dan keterampilan komunikasi.
Baca juga: KKN UNDIP Gelar Edukasi Penilaian Dampak Lingkungan untuk Budidaya Ikan Berkelanjutan
Melihat tantangan ini, Emeli memperkenalkan kamishibai sebagai solusi kreatif.
Kamishibai, yang secara harfiah berarti “pertunjukan kertas” (紙 kami: kertas; 芝居 shibai: drama), merupakan seni bercerita tradisional Jepang menggunakan ilustrasi pada bingkai kayu kecil.
“Seni ini populer pada tahun 1920-an sebagai hiburan di pinggir jalan, namun kini jarang ditemui seiring berkembangnya televisi. Meski begitu, kamishibai tetap dianggap sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan,” ungakpnya.
Kegiatan ini dimulai dengan penjelasan mengenai sejarah dan konsep kamishibai kepada siswa kelas 3.
Emeli mendemonstrasikan seni bercerita ini melalui dongeng khas Jepang berjudul Momotaro. Dalam sesi mendongeng, Emeli tidak hanya menceritakan kisah, tetapi juga melibatkan siswa dengan mengajukan pertanyaan interaktif terkait cerita yang disampaikan.
Setelah itu, siswa diajak untuk berdiskusi tentang nilai moral yang terkandung dalam dongeng Momotaro. Dua siswa diberi kesempatan untuk mencoba teknik mendongeng menggunakan kamishibai dengan membawakan cerita “Kelinci dan Kura-Kura”.
Proses ini bertujuan untuk melatih kepercayaan diri siswa dalam berbicara di depan teman-temannya.
Antusiasme Siswa Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa. Mereka aktif menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan berlomba-lomba mencoba pengalaman mendongeng menggunakan kamishibai.
Emeli juga memberikan hadiah kecil untuk memotivasi siswa agar lebih semangat berpartisipasi.
Melalui program ini, Emeli berharap siswa tidak hanya belajar berbicara di depan umum, tetapi juga memahami pentingnya nilai-nilai moral dalam cerita.
Selain itu, pengenalan kamishibai diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk menghargai budaya tradisional Jepang sekaligus memperkaya pengalaman belajar mereka.
Kegiatan ini membuktikan bahwa metode pembelajaran kreatif seperti kamishibai dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mengembangkan keterampilan public speaking pada anak sekaligus membangun imajinasi dan nilai-nilai positif di era digital.
Baca juga: KKN UNDIP Dorong Digitalisasi UMKM dengan Pembuatan QRIS di Kelurahan Sangkrah
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN UNDIP menjalankan program monodisiplin bertajuk “Penggunaan Kamishibai sebagai Alat Pengembangan Keterampilan Public Speaking pada Anak” di SDN Kusumodilagan. Semoga bermanfaat. (07)