Semarang, Jatengnews.id – Sebagai upaya meningkatkan pariwisata lokal Pemerintah Kota Semarang akan meluncurkan program inovatif bertajuk 10 Kandri Baru.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan bahwa program ini dirancang untuk membina dan memberdayakan desa-desa wisata baru agar mampu mencapai level keberhasilan yang sama dengan Desa Wisata Kandri.
Baca juga : Sibarista Bikin 10 Kandri Baru di Desa Wisata Jatirejo Semarang
Menurutnya, Desa Wisata Kandri telah membuktikan diri sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Kota Semarang.
“Dengan inovasi dalam menciptakan paket wisata dan mengemas event berbasis kearifan lokal, Kandri berhasil memberikan dampak positif bagi perekonomian, pelestarian lingkungan, dan pengembangan sosial budaya masyarakat setempat. Melihat potensi besar ini, Pemerintah Kota Semarang ingin memastikan manfaat pariwisata dirasakan secara merata oleh masyarakat di berbagai wilayah,” jelasnya dikutip Jumat (17/01/2025).
Ia menambahkan pada tahun 2025, program 10 Kandri Baru akan memfokuskan pendampingan pada lima rintisan desa wisata, yakni Desa Wisata Pudak Payung dengan keindahan alam seperti Curug Kedung Kudhu, Air Terjun Kaligarang, serta seni gamelan dan Kolintang; Desa Wisata Kampung Sawah yang mengemas atraksi edukasi pertanian, pembuatan pupuk organik, dan konservasi burung hantu; Desa Wisata Kampung Melayu dengan kekayaan wisata budaya, religi, serta aktivitas urban yang dapat dikembangkan sebagai wisata buatan.
Selain itu, ada juga Desa Wisata Banget Ayu yang memiliki potensi wisata kuliner, mulai dari jajanan pasar hingga makanan khas lokal serta Desa Wisata Kampung Djadoel yang menghadirkan pengalaman membatik dan pusat belanja batik.
Program ini melibatkan berbagai langkah strategis, seperti pendampingan pembuatan produk wisata, penyusunan narasi wisata (story telling), pelatihan pemasaran bagi masyarakat lokal, hingga pemberian penghargaan melalui ajang Sibarista Marketers Award.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, Disbudpar Kota Semarang menggandeng komunitas Sibarista (Sinau Bareng Pemasaran Pariwisata) sebagai mitra pendamping. Para fasilitator berasal dari desa wisata yang telah sukses, seperti Kandri, Nongkosawit, Jamalsari, dan Wonolopo. Mereka akan membimbing desa-desa wisata baru dalam tata kelola pemasaran hingga produk wisata mereka terjual.
“Untuk mencapai desa wisata yang mumpuni, pengelolaan manajemen, promosi, dan pemasaran harus diterapkan dengan baik oleh pengelola desa wisata,” ujarnya.
Baca juga : Kirab Budaya Haul Mbah Syafi’i Semarang Bisa Jadi Kalender Wisata
Pemkot Semarang dapat menciptakan destinasi wisata baru yang tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga menjaga kearifan lokal dan kelestarian alam. (03)