Semarang, Jatengnews.id – Cantya Saswita Sukawijaya, putri pertama CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi, menunjukkan komitmennya yang luar biasa dalam dunia sepakbola, meskipun bukan sebagai pemain.
Menyadari pentingnya pengelolaan bisnis dalam industri sepakbola, Cantya memutuskan untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang bisnis sepakbola, seperti mengambil kuliah S1 Double Degree di Institut Teknologi Bandung dan University of Groningen, Belanda.
Kemudian ia juga melanjutkan kuliah S2 di Football Business Academy yang berbasis di Lisbon, Portugal.
Baca juga: PSIS Semarang Curi Satu Poin Lawan Barito Putera, Yoyok Sukawi Gelontor Bonus
Tak sampai disitu, Cantya juga sempat magang di Korea Selatan serta sempat mendapat kesempatan menjadi bagian Panpel Pertandingan Timnas Indonesia di ajang ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024.
Selain itu sejak kecil, Cantya telah mengembangkan kecintaannya terhadap sepakbola, terutama melalui pengalaman menonton pertandingan bersama sang ayah di stadion.
Meskipun ia tidak berkarir sebagai pemain, pengalaman tersebut membentuk ikatan emosional yang mendalam dengan olahraga ini. Ia mengakui bahwa meskipun secara teknis tidak dapat bermain, ia merasa memiliki “chemistry” dengan sepakbola.
Kini, dengan bekal pendidikan dan pengalaman internasional, ia berharap dapat memberikan kontribusi besar bagi PSIS Semarang, mengembangkan berbagai aspek bisnis dan operasional klub agar dapat lebih profesional dan kompetitif di tingkat nasional.
“Aku secara teknik tidak bisa main sepakbola tapi suka nonton bola, suka ikut papa nonton bola ke Stadion, sejak kecil. Vibes nya ramai, lama-lama seperti ada chemistry dengan sepakbola,” kata Cantya belum lama ini.
Cantya menyebut, dengan bekal ilmu yang sudah ia dapatkan di beberapa negara, ia ingin membawa PSIS Semarang ke arah yang profesional. Adapun saat ini ia masih melanjutkan studi tentang bisnis sepakbola yang berbasis di Portugal.
“Enjoy banget saat nonton bola, nonton PSIS. Ingin deh ikut membantu biar PSIS bisa lebih bagus. Kenapa pengen belajar tentang sepakbola ya karena aku ambil S1 bisnis, dan aku merasa kalau tidak bisa berkontribusi di sisi teknisnya setidaknya aku bisa bikin sisi manajemen yang lebih bagus supaya PSIS ini bisa lebih profesional,” ungkapnya.
Cantya menjelaskan, cukup banyak ilmu yang ia ambil tentang bisnis dalam industri sepakbola.
“Kalau dari hasil belajar, kalau kita mikirin bisnis sepakbola kadang kita mikirnya dalam lingkup kecil. Tapi sebenarnya sisi bisnis sepakbola ini sangat luas. Mulai dari sisi broadcast, live streaming, kemudian bikin event di luar liganya. Aku ingin memberi perspektif yang lebih luas,” kata dia.
Menurut Cantya, industri sepakbola Indonesia punya potensi yang besar untuk dikembangkan.
“Biasanya di Indonesia pemasukannya dari tiket, kalau di luar negeri itu, kalau kamu datang ke stadion itu baru setengahnya. Setengahnya lagi kamu di sana beli makan, photobooth, ada misal meet and great, merchandisenya macam-macam. Kulturnya di sana lebih berkembang. DI PSIS harusnya bisa. Apalagi di Indonesia sangat fanatik sepakbola,” katanya.
Baca juga: Nusantara United Luncurkan Tim di Liga 2 Musim 2024- 2025
“Penonton yang datang bisa lebih enjoy, mereka dapat banyak hal saat ke stadion,” jelasnya.
Cantya mengaku, kedepannya masih ingin melengkapi studi bisnis sepakbola di FIFA Masters. Di Indonesia sejauh ini baru satu nama yang pernah mengambil studi di FIFA Masters yakni wakil ketua PSSI, Ratu Tisha.
“Kedepannya pengin daftar di FIFA Masters sihh ngikutin Bu Tisha, tapi aku kelewatan pendaftaran yang tahun ini. Semoga kedepan ada kesempatan belajar di sana,” pungkasnya. (02)