Semarang, Jatengnews.id – Peternak khawatir wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mengakibatkan sapi mati mendadak merebak hingga ke Kota Semarang.
Peternak sapi asal Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Aziz Muslim (44) menyampaikan, dua tahun lalu ternaknya terdampak virus PMK dan kasusnya hari ini kembali ramai.
“Iya baru dua tahun ini. Dulu ada yang mati tapi gak tau penyakit apa. Kalau sekarang ada virus itu, virus PMK itukan memang agak mengkhawatirkan juga kalau kita nggak menjaga kandang kita,” papar peternak yang sudah merawat sapi selama hampir 25 tahun tersebut, Rabu (8/1/2025).
Baca juga: 37 Sapi di Rembang Terpapar PMK
Pengalaman sapinya terjangkit virus PMK itu sekitar dua tahun lalu, dimana dirinya memiliki sekitar 20 sapi positif PMK.
“Kalau dulu yang kena 20 ekor lebih, tapi alhamdulillah bisa teratasi. Selamat semua,” ucap kepada Jatengnews.id perihal pengalamannya dua tahun lalu.
Semenjak kejadian itu, dirinya selalu rutin membersihkan kandang, pemberian vitamin sapi-sapi yang ia rawat.
“Pembersihan kuku, mulut, itu saya semprotkan pakai jeruk nipis, tapi untuk kaki-kakinya kita pakai semprot antibiotik. Itu tahunya belajar pengalaman, kareba sapi saya pernah kena PMK dulu,” jelasnya.
Meskipun demikian, dirinya kaget melihat kabar kasus PMK yang akhir-akhir ini terjadi karena bisa mati mendadak, sehingga menimbulkan kekhawatiran dan ekstra hati-hati dalam proses perawatannya.
“Sekarang sapi saya lima. Kondisinya sehat semua karena kandang saya itu saya larang orang dari luar masuk ke dalam kandang tanpa siizin saya (termasuk tidak ambil ternak luar sembarangan),” sebutnya kondisi ternak sapi miliknya.
Selain ke binatang, kasus ini juga mempengaruhi kepada harga sapi yang bisa anjlok hingga jutaan rupiah.
“Turunnya sampai Rp 3 juta – Rp 4 jutaan. Kalau yang sakit, kena PMK paling dibeli Rp 3 juta – Rp 4 juta,” ucapnya.
Baca juga: Puluhan Sapi Terserang PMK di Karanganyar
Sementara, cuaca ekstrem dan tak menentu yang akhir-akhir ini terjadi mengakibatkan sapi mudah sakit dan mudah terjangkit virus.
Sehingga dirinya harus kembali mengeluarkan uang untuk memberikan perawatan lebih karena harus seperti diberikan ramuan khusus.
“Kalau saya makai rempah, empon-empon itukan. Kita kasih kunir, temu lawak gitu. Kita pakai anti biotik itu aja mas, nggak mahal ya biasa kalau makan itukan paling sebulan sekitar 1,5 juta untuk satu ekornya,” pungkasnya. (Kamal-02)