Semarang, Jatengnews.id – Puncak kompleks Gunungapi Dieng (2565 mdpl) berada pada 7o 12’ LS dan 109o 54’ BT dan secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Badan Geologi Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc mengatakan bahwa Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng. Dalam lima tahun terakhir tercatat pernah terjadi erupsi freatik di Kawah Pagerkandang pada 14 Januari 2019, peningkatan konsentrasi dan aliran gas CO2 di Kawah Timbang pada 15 April 2020 dan 16 Januari 2023, erupsi freatik di Kawah Sileri pada 29 April 2021 dengan lontaran lumpur dalam radius kurang dari 500 meter.
Baca juga : Selasa Dini Hari Gunung Semeru Kembali Erupsi
“Kemudian peningkatan kegempaan Kawah Sileri pada 13 Januari 2023, serta erupsi freatik di Kawah Siglagah pada 30 Juli 2021 yang menyemburkan lumpur dalam radius kurang dari 10 meter yang disertai dengan suara dentuman yang sesekali terdengar hingga jarak 100 meter,” katanya melalui siaran pers, Selasa (07/01/2025).
Terbaru pada 18 Desember 2024 yang lalu terjadi erupsi freatik di Kawah Sileri berupa semburan lumpur sejauh ±100 meter ke arah utara sampai timur, ±25 meter ke arah barat, dan ±10 meter ke arah selatan. Pada hari ini tanggal 6 Januari 2025 pukul 10:58:02 WIB kembali terjadi erupsi freatik di Kawah Sileri berupa semburan lumpur sejauh ±50 meter ke arah utara dan barat laut, ±25 meter ke arah barat, dan ±5 meter ke arah selatan. Erupsi ini terekam di seismograf digital dengan durasi sekitar 56,8 detik dan amplitudo maksimum 42,7 mm.
“Visual asap erupsi berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 70 meter dari permukaan air kawah. Erupsi freatik 6 Januari 2025 tidak didahului oleh tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan baik secara visual maupun instrumental (kegempaan dan/atau geokimia) sebelum terjadinya erupsi. Kegempaan tidak mengalami peningkatan dan suhu air Kawah Sileri dalam tiga hari terakhir berfluktuasi antara 63 – 71,5 oC (normal),” jelasnya.
Sensor suhu masih berfungsi pasca kejadian erupsi. Tanggapan/tindakan yang sudah dilaksanakan oleh Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunungapi Dieng berupa koordinasi dengan BPBD, Relawan, dan Pengelola Wisata Waterboom D’Qiano, serta mengimbau kepada masyarakat sekitar Kawah Sileri agar tetap tenang, tidak perlu ada pengungsian, dan tidak terpancing isu yang tidak jelas sumber beritanya. Selain itu telah melakukan pemeriksaan/pengukuran konsentrasi gas di sekitar Kawah Sileri.
“Hasil pengamatan dan pengukuran pasca erupsi, konsentrasi gas vulkanik di sekitar area Kawah Sileri terukur dalam ambang normal dan visual asap kawah teramati putih tipis dengan tinggi sekitar 20-40 meter dari permukaan air kawah. Kegempaan vulkanik tidak terekam pasca erupsi,” tambahnya.
Berdasarkan data aktivitas terkini, secara umum aktivitas G. Dieng masih bersifat fluktuatif. Pasca erupsi freatik 6 Januari 2025 perlu kewaspadaan terhadap potensi erupsi freatik (semburan lumpur) yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik.
Untuk potensi bahaya dari erupsi freatik, selain di Kawah Sileri juga perlu diwaspadai di Kawah Siglagah, Kawah Pagerkandang, dan/atau Kawah Candradimuka.
Baca juga : Gunung Ruang Erupsi Lagi, BMKG Monitoring Dampak Abu Vulkanik
Potensi bahaya lain yang perlu diwaspadai adalah konsentrasi gas-gas vulkanik beracun yang dapat meningkat di Kawah Timbang, Kawah Sikendang, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, Kawah Gerlang, Kawah Wanasida, Kawah Wanapriya, Kawah Sibanger, Kawah Sinila, dan/atau Sumur Jalatunda. (03)