Karanganyar, Jatengnews.id – Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan (Dispertan PP) Karanganyar melakukan penyemprotan desinfektan di Pasar Hewan Karangapandan Karanganyar Selasa (7/1/2025).
Penyemprotan dilakukan menyusul semakin merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi milik peternak.
Baca juga: Puluhan Sapi Terserang PMK di Karanganyar
Medik Veteriner Dispertan PP Karanganyar Fathurrahman mengatakan, saat ini, PMK telah menyebar di 13 kecamatan. Kasus terbanyak berada di Kecamatan Gondangrejo dengan 40 kasus.
“Secara keseluruhan terdapat 50 kasus PMK di Karanganyar dan 9 ekor sapi mati. Sembilan ekor sapi yang mati akibat PMK ini berada di di Kecamatan Gondangrejo, Mojogedang, Karanganyar Kota dan Karangpandan. Untuk mengantisipasi penyebaran yang lebih luas, kita melakukan penyemprotan di Pasar Hewan Karangpandan dan membagikan desinfektan secara gratis kepada peternak,”ujarnya.
Fathurrahman mengungkapkan, kasus PMK di Karanganyar, mulai terdeteksi sejak dua bulan lalu. Dikatakannya, PMK diikuti dengan penyakit lain, yakni SE atau ngorok.
“Disamping PMK, ada penyakit lain yakni SE atau ngorok. Hal ini yang memperparah kondisi hewan ternak. Kami mengimbau agar tidak membeli sapi dari luar untuk mengantisipasi penyebaran penyakit,”tandasnya.
Disisi lain, merebaknya PMK di Kabupaten Karanganyar berdampak sepinya Pasar Hewan Karangpandan.
Baca juga: Harga Sapi di Wonogiri Merosot Tajam Usai Wabah PMK
Salah satu pedagang sapi Suparno mengakui sebelum merebaknya PMK, dalam satu hari, transaksi jual beli sapi bisa mencapai 50 ekor lebih.
“Saat ini sepi mas. Hanya ada 30 ekor sapi yang ditawarkan. Biasanya sampai seratus lebih,”ujar Suparno.
Suparno menuturkan, peternak enggan menjual sapi ke pasar hewan, karena khawatir akan tertular PMK. “Peternak memilih melakukan transaksi jual beli sapi di rumah atau di kandang. Karena lebih aman,”katanya. (Iwan-02).