26 C
Semarang
, 5 January 2025
spot_img

Perairan Teluk Semarang Tercemar Logam Berat

Semarang, Jaatengnews.id – Amerta Air Indonesia, menyebutkan kondisi perairan teluk Semarang tercemar logam berat, teridentifikasi disebabkan karena industri disekitar lokasi dan limbah rumah tangga, Sabtu (4/1/2025).

Peneliti Amerta Air Indonesia, Syukron Salam menyampaikan, bahwa dirinya melakukan penelitian ini berangkat dari munculnya jurnal maupun artikel yang menyebutkan pencemaran air di teluk Semarang.

Baca juga : Lakukan Pencemaran Nama Baik, KONI Jateng Somasi Atlet Triathlon Florencia

Kebanyakan dari temuan artikel yang ia temukan tersebut, terkesan merugikan masyarakat nelayan karena dinilai hasil tangkapan seperti kerang terkesan tak layak konsumsi.

“Sementara problemnya bukan pada produk kerang tersebut, tetapi kepada pencemaran, kita ingin merubah wacana itu dan menjelaskan kepada masyarakat,” ungkapnya saat dihubungi Jatengnews.id

Dengan temuannya tersebut, dirinya mendorong pemerintah untuk melakukan pencegahan terjadinya pencemaran air yang merugikan nelayan tersebut.

“Hasilnya memang perairan  teluk Semarang tercemar logam berat seperti timbal, tembaga, seng, besi dan kadmium,” jelasnya.

Situasi ini, kiranya tak lepas dari aktivitas industri yang berada di Teluk Semarang. “Seperti pusat industri di terboyo, kemudian industri yang berada area pelabuhan dan di pinggir sungai banjir kanal timur yang akhirnya membuang limbahnya ke sungai, itukan muaranya ke teluk Semarang,” sebutnya penyebab terjadinya pencemaran tersebut.

Kedepannya, dirinya bakal menunggu respon dari pemerintah, karena nasib teluk Semarang kedepan tergantung dari adakah kebijakan yang memutuskan untuk memperbaiki situasi ini.

“Kondisi pencemarannya berbeda-beda tergantung kapan sampel air diambil di musim apa, berapa tingkat kedalamannya dan titik lokasinya,” ujarnya.

Harapannya, kedepan muncul kebijakan untuk pengurangan logam berat di teluk Semarang yang di sumbang oleh beberapa industri dan limbah rumah tangga.

“Kita ingin mencegah jangan sampai industri dan rumah tangga itu jangan sampai membuang limbahnya ke teluk Semarang,” tegasnya.

Dalam penelitiannya, ia juga menjelaskan bahwa kerang yang merupakan hasil tangkapan para nelayan tersebut masih bisa dikonsumsi karu kandungannya medium.

Baca juga : Buntut Kasus Dugaan Penganiayaan Wali Kota Tegal Terpilih Dedy Yon

“Mereka nelayan ini korban, apalagi jika sampai kerang yang menjadi penghasilannya ini terancam. Cuman sampai saat ini kerang masih bisa dikonsumsi dengan kadar tertentu,” tandasnya. (Kamal-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN