Beranda Ekonomi OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan di Jateng Cukup Stabil

OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan di Jateng Cukup Stabil

Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono memberikan paparan dalam Kick Off dan Training of Trainer (ToT) Insan Penggerak Literasi dan Digitalisasi (Perintis) Keuangan” di Hotel Alana Solo, Kabupaten Karanganyar, Selasa (9/7/2024). (Foto : OJK)

Semarang, Jatengnews.id – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Jawa Tengah menilai kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah memasuki akhir tahun 2024 (data per Oktober 2024) dalam kondisi stabil didukung dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono mengatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,44 persen (yoy) menjadi sebesar Rp470,29 triliun. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,12 persen (yoy) menjadi sebesar Rp423,84 triliun dengan risiko kredit sebesar 5,63 persen.

Baca juga : OJK Terbitkan POJK Integritas Pelaporan Keuangan Bank

“Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar Rp430,20 triliun atau sebesar 7,82 persen (yoy). Total Kredit Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp385,5 triliun tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy),” katanya melalui siaran pers, Kamis (26/12/2024).

NPL Bank Umum di Jawa Tengah sebesar Rp17,89 triliun, namun demikian pencadangan kredit bermasalah cukup baik sehingga rasio NPL Netto terjaga di angka 4,64 persen. Kinerja intermediasi Bank Umum di Jawa Tengah terjaga dengan total Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,61 persen.

*Selanjutnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR/S di Jawa Tengah tumbuh sebesar 3,47 persen (yoy) sebesar Rp40,09 triliun. Total Kredit BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp38,34 triliun naik 1,37 persen (yoy),” tambahnya.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13,14 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp37,10 triliun. Adapun pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 13,83 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp32,41 triliun dengan rasio NPF sebesar 5,48 persen.

Pada sektor IKNB per Oktober 2024, Perusahaan Pembiayaan di Jawa Tengah nilai piutang pembiayaan tumbuh sebesar 3,07 persen yoy mencapai Rp33,59 triliun dengan NPF sebesar 2,97 persen.

Namun modal ventura di Jawa Tengah mengalami penurunan penyaluran sebesar 9,52 persen yoy dengan total nominal sebesar Rp1,02 triliun. Namun sebaliknya, aset Dana Pensiun di Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,31 persen (yoy) mencapai Rp6,88 triliun.

Sementara itu, Perusahaan Penjaminan di Jawa Tengah posisi bulan Oktober 2024 mencatatkan peningkatan aset sebesar 9,68 persen (yoy) menjadi sebesar Rp522 miliar. dengan outstanding pembiayaan sebesar Rp4,33 triliun.

“Provinsi Jawa Tengah tercatat memiliki jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terbanyak secara nasional yakni sebanyak 112 LKM dengan penyaluran pinjaman yang diberikan mencapai Rp470 milliar atau tumbuh 5,06 persen (yoy) dengan jumlah aset sebesar Rp736 miliar tumbuh 16,01 persen (yoy),” ujarnya.

Baca juga : 33 BPR BKK Se-Jateng Siap Berkonsolidasi

Transaksi Pasar Modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham mencapai 724.529 investor pada Oktober 2024 dengan nilai transaksi Rp12.513 triliun. Sementara itu jumlah SID reksadana dan SBN juga meningkat masing-masing 15,57 persen dan 20,65 persen. (03)

Exit mobile version