Beranda Daerah Serut Podomoro Festival, Tanamkan Kembali Nilai Budaya Tradisional Kepada Generasi Muda

Serut Podomoro Festival, Tanamkan Kembali Nilai Budaya Tradisional Kepada Generasi Muda

Kirab Budaya Serut Podomoro Festival (Foto:ist)

Karanganyar, Jatengnews.id – Warga Dusun Serut Desa Ngringo Kecamatan  Jaten, Karanganyar kembali  menggelar festival budaya bertajuk Serut Podomoro Festival (SPF).

Kegiatan yang digelar selama 3 hari tersebut, menampilkan beragam potensi budaya lokal, yakni mulai dari teater, musik keroncong, gamelan.

Iik Suryani, penanggung jawab Serut Podomoro Festival di Desa Ngringo, Senin (23/12/2024) menyampaikan, pelaksanaan dibuka dengan tradisi kembul bujono (doa dan makan bersama, red) nasi bancaan seluruh warga dengan tamu undangan di pematang sawah.

Baca juga: Kirab Budaya HUT Kabupaten Semarang Meriah

Dijelaskannya, doa dan makan bersama tersebut  sebagai wujud syukur warga akan rejeki yang diterima dari oleh Tuhan Yang Maha Esa.

 “Festival ini  berlangsung 3 hari Pada hari terakhir ditutup dengan kirab budaya,”ujarnya.

Dikatakannya, adapun yang dikirab adalah ikon Dewi Sri, kembar Mayang sayur (ikon historikal kampung yang dikaitkan dengan serut Podomoro Festival), gunungan sayur (wujud syukur masyarakat akan hasil bumi dan rejeki yang diterima warga), warga dengan menggunakan pakaian adat.

Pada tahun ini kirab bersamaa.  dengan hari ibu maka kirab menggunakan kebaya.

Ditambahkannya,  festival ini menjadi sarana untuk melestarikan tradisi sekaligus memperkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda, melalui makanan khas yang mengandung filosofi kebersamaan.

“Sayur Podomoro mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi, saling mendukung, dan menjaga keharmonisan dalam hidup bersama. Festival ini akan terus kita lakukan sebagai salah satu budaya dan warisan para leluhur,”terangnya.

Sementara itu, Akhmad Ramdhon, staf pengajar Sosiologi FISIP UNS  dan  pegiat komunitas budaya menekankan  pentingnya membangun kembali nilai-nilai Pancasila yang kini sering terpinggirkan oleh perubahan zaman, khususnya dampak dari kemajuan teknologi dan informasi.

Dia menjelaskan bahwa meskipun teknologi membawa banyak kemudahan, terdapat pula dampak negatif yang dapat meruntuhkan kedalaman pemahaman terhadap Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan yang terkandung di dalamnya.

Baca juga: Kirab Budaya Memetri Bumi Diharapkan Jadi Agenda Rutin Tahunan Desa Musuk

Salah satu hal menarik dalam acara ini,lanjutnya,  adalah penekanan pada pentingnya budaya dan tradisi lokal sebagai pilar Pancasila. Bu Iik Suryani selaku pelaku pelestari budaya dan penggiat Serut Podomoro Festival menyarankan agar kita kembali menggali dan mengangkat tradisi lokal yang sudah ada sejak lama. Salah satu contoh kegiatan yang diangkat adalah Festival Podomoro. Festival ini mengusung sayur Podomoro yang merupakan makanan khas Solo sebagai simbol  Dusun Serut di Desa Ngringo.

Ditegaskannya. Festival ini bukan hanya sekadar acara kuliner, tetapi kegiatan ini juga memuat filosofi mendalam tentang kebersamaan dan gotong-royong, yang merupakan bagian dari nilai-nilai Pancasila. (Iwan-02).

Exit mobile version