Beranda Lifestyle Sindhu Laras Bocah, Sanggar Seni yang Membebaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

Sindhu Laras Bocah, Sanggar Seni yang Membebaskan Anak dari Ketergantungan Gadget

Wakil Gubernur Jateng terpilih Taj Yasin Maimoen bersama guru dan murid di acara HUT ke 3 Sindhu Laras Bocah (Foto:ist)

Semarang, Jatengnews.id – Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, keberadaan Sindhu Laras Bocah menjadi angin segar bagi generasi muda Kota Semarang.

Sanggar seni ini, yang berfokus pada pembelajaran karawitan dan pedalangan, hadir sebagai ruang bagi anak-anak untuk mengenal lebih dalam tentang budaya Jawa.

Melalui pengajaran seni tradisional yang disiplin dan menyenangkan, sanggar ini tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga berperan penting dalam mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gadget, yang sering kali menjadi perhatian utama orang tua di zaman sekarang.

Baca juga: Teater Lingkar Pentaskan Laron, Ceritakan Kegelisahan Masyarakat Saat Ini

Sanggar Sindhu Laras Bocah didirikan pada tahun 2021 oleh Dhananjaya Gesit Widiharto, yang akrab disapa Yaya. Sanggar ini berlokasi di Sanggar Teater Lingkar, Jl. Gemah Sari 8/308 Perum Jaya Kedungmundu, Semarang.

Awalnya, Yaya mendirikan sanggar ini karena merasa kesulitan untuk membagi waktu antara pekerjaan dan mengantar anaknya ke sekolah seni. Keinginan untuk menyediakan tempat bagi anak-anak belajar seni budaya Jawa tanpa harus terbentur keterbatasan waktu menjadi alasan utama pendirian Sindhu Laras Bocah.

Sejak berdiri, sanggar ini telah berkembang pesat, dengan jumlah murid aktif yang kini mencapai 30 anak. Murid-murid di sini diajarkan berbagai aspek budaya Jawa, seperti seni karawitan (musik gamelan), tembang macapat (nyanyian Jawa), dan pedalangan (seni mendalang atau wayang).

Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan generasi penerus yang tidak hanya menguasai seni, tetapi juga dapat melestarikan dan memperkenalkan budaya Jawa kepada dunia.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh orang tua saat ini adalah ketergantungan anak-anak terhadap gadget. Menyadari hal tersebut, Yaya mengatakan bahwa salah satu alasan orang tua memasukkan anak-anak mereka ke Sindhu Laras Bocah adalah untuk mengurangi waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar gadget.

“Orang tua sering mengeluh anaknya terlalu lama di depan gadget. Di sini, selama dua jam belajar seni, semua gadget diletakkan. Anak-anak jadi punya waktu berkualitas untuk belajar budaya,” ujar Yaya Sabtu (21/12/2024) di sela acara HUT ke 3 Sanggar Sindhu Laras Bocah.

Meskipun baru berdiri selama tiga tahun, Sindhu Laras Bocah telah menunjukkan berbagai prestasi yang membanggakan. Setiap tahunnya, para murid aktif mengikuti lomba pedalangan, dan selalu berhasil meraih juara. Keberhasilan ini bukan hanya membanggakan bagi anak-anak, tetapi juga memberikan motivasi bagi mereka untuk terus berkarya dan mengembangkan kemampuan mereka dalam seni tradisional Jawa.

“Prestasi ini menjadi motivasi bagi anak-anak untuk selalu semangat dalam belajar dan berlatih,” tambah Yaya.

Acara syukuran ulang tahun ketiga Sindhu Laras Bocah kemarin juga dihadiri dihadiri Wakil Gubernur Jawa Tengah terpilih, Taj Yasin Maimoen.

Gus Yasin sapaan akrabnya memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya yang dilakukan oleh sanggar ini. Dia mengungkapkan bahwa pelestarian budaya Jawa melalui seni adalah langkah yang luar biasa dan harus didukung bersama.

“Saya senang melihat anak-anak belajar budaya leluhur seperti ini. Ini adalah upaya luar biasa untuk nguri-uri budaya Jawa yang harus kita dukung bersama,” ungkap Gus Yasin.

Baca juga: Teater Lingkar Gelar Pementasan Lakon “Sang Panggung”

Gus Yasin juga menyarankan agar generasi muda, terutama anak-anak yang terlibat di Sindhu Laras Bocah, dapat menjadi duta budaya yang memperkenalkan seni tradisional kepada teman-teman mereka di sekolah.

Dengan cara ini, diharapkan semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk bergabung dan belajar seni budaya, sekaligus mencintai warisan leluhur mereka.

Sindhu Laras Bocah telah menjadi contoh nyata bagaimana seni tradisional dapat memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak-anak dan melestarikan budaya Jawa. (02)

Exit mobile version