Beranda Daerah Lomba Menari Abal-Abal Atas Namakan Provinsi Jateng Kecewakan Ratusan Peserta

Lomba Menari Abal-Abal Atas Namakan Provinsi Jateng Kecewakan Ratusan Peserta

Suasana lomba menari di Taman Indonesia Kaya Kota Semarang yang terancam gagal, Jumat (20/12/2024). (Foto:Kamal)

Semarang, Jatengnews.id – Lomba menari abal-abal bertopi tingkat provinsi di Taman Indonesia Kaya Kota Semarang, kecewakan ratusan peserta, Jumat (20/12/2024).

Kejadian ini, mencuat ketika tiba-tiba Kantor Gubernur Jawa tengah digeruduk puluhan penari cilik dengan kostum lengkapnya, karena sebelumnya dijadwalkan tampil pada pukul 09:00 WIB.

Baca juga : Balitbang Diklat Kemenag RI Gelar Lomba Lukis Moderasi Beragama

Namun saat mendatangi lomba tari yang diselenggarakan oleh Semarang Economy Creative (SEC) tidak terjadwalkan sesuai semestinya bahkan terancam batal.

Salah satu pemilik sanggar tari yang mendaftarkan lima kelompok peserta lomba, Juju Jumarni (30) mengaku, sudah tiba sejak pukul tujuh.

Namun ketika di lokasi tidak ada kejelasan dari panitia hingga pukul 12.30 Wib mereka menggruduk kantor gubernur Jateng untuk mencari kejelasan.

Naasnya, pihak kepanitian melabeli dalam perlombaan tersebut memperebutkan tropi tingkat Provinsi Jateng.

“Makanya kita ke sini untuk memastikan apa itu abal-abal. Penyelenggara siapa, langkah selanjutnya gimana,” paparnya saat di temui Jatengnews.id di depan kantor Gubernur Jawa Tengah.

Kiranya, kehadirannya di kantor Gubernur Jateng ini sebagai bentuk permintaan kejelasan mengingat dirinya menghabiskan banyak biaya dan tenaga untuk mengikut perlombaan tari yang diadakan SEC ini.

“Kalau batal ya kita minta ganti rugi sama panitia, kalau bisa empat kali lipat,” jelasnya.

Setelah berkomunikasi dengan keamanan dan staf kantor Gubernur Jateng, pihaknya diberikan ruang untuk masuk dan melakukan audiensi.

Di lokasi yang berbeda yakni Taman Indonesia Kaya, sekitar pukul 13:53 Wib panitia terlihat tengah dicecar berbagai pertanyaan baik dari para pendampingan hingga peserta.

Beberapa diantara mereka marah-marah hingga menangis karena lomba yang tidak jelas tersebut.

Sempat dilokasi tersebut, panitia menawarkan beberapa opsi namun tak kunjung muncul kejelasannya, sehingga tidak ditemukan solusi dari persoalan tersebut.

“Dua opsi itu mungkin tidak terlalu memuaskan karena kejadian ini juga disesalkan kita semua. Lain kali tidak lagi,” katanya mengawali tawaran kepada para peserta lomba.

Tawaran yang ia berikan yakni bagi peserta yang masih dilokasi dan setia menunggu diminta tetap menampilkan pertunjukan tarinya.

Namun tawaran tersebut langsung dibantah mentah-mentah dan mereka mendesak adanya kompensasi.

Akhirnya pihak panitia tersebut diajak ke kantor Gubernur Jateng untuk mengikuti audiensi.

Salah seorang peserta juga mengungkapkan, bahwa dalam perlombaan yang gadang-gadang bakal memperebutkan tropi Gubernur Jateng tidak ada.

“Kita sudah cek yang disana katanya tidak ada (tropi tersebut),” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Hasanah membenarkan bahwa tidak ada tropi tersebut.

“Saya jug baru tahu (lomb tersebut). Kegiatan dilaksanakan oleh masyarakat dan tanpa ada kordinasi dengan Disdikbud Provinsi,” ungkap Uswatun saat dihubungi awak media.

Ia juga menyampaikan, tidak ada surat maupun pemberitahuan yang dilayangkan ke kantornya.

Dalam perlombaan tersebut, juga dikenai biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu dan itu menjadikan kejelasan bahwa lomba tersebut abal-abal dan bukan diselenggarakan Pemprov Jateng.

“Lomba maupun festiva yang diselenggarakan oleh Disdikbud Prov tidak pernah berbayar alias gratis. Berdasarkan koordinasi dengan pemangku kebudayaan Kota Semarang dijelaskan juga tidak ada rekomendasi,” terangnya.

Baca juga : Alfamart Ajak Anak-anak Lomba Mewarnai dan Menggambar di 10 Kota

Sementara dalam perlombaan ini diikuti oleh puluhan kelompok tari dengan peserta mencapai ratusan orang. (Kamal-03)

Exit mobile version