Tegal, JatengNewa.id – Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro (Undip) melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat PKUM (Penguatan Komoditi Unggulan Masyarakat) melaksanakan kegiatan pelatihan untuk IKM Logam.
Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru menjadi tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan KKN Tematik Undip bertema “Peningkatan Kapabilitas IKM Logam Melalui Penerapan ISO 9001:2015 dan Lean Manufacturing”.
Baca juga: KKN UNDIP Gelar Edukasi Penilaian Dampak Lingkungan untuk Budidaya Ikan Berkelanjutan
Acara KKN Tematik Undip ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan kualitas operasional industri kecil dan menengah (IKM) logam di Tegal melalui adopsi standar internasional dan metode kerja yang lebih efisien.
Pelatihan dihadiri oleh para pelaku IKM logam dari berbagai wilayah di Tegal, acara ini menghadirkan dua pembicara utama yang berbagi wawasan strategis. Zainal Fanani Rosyada, S.T., M.T., membuka sesi dengan materi tentang 5S dan Lean Manufacturing.
Ia menjelaskan bahwa penerapan prinsip ini bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif dan efisien, sehingga mampu mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas. “Lingkungan kerja yang terorganisir dan efisien merupakan fondasi penting untuk meningkatkan daya saing.
Dengan Lean Manufacturing, pemborosan dalam proses produksi dapat diminimalkan, memberikan nilai tambah bagi produk dan perusahaan,” jelas Zainal dalam sesinya yang interaktif.
Materi berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. rer. Oec. Arfan Bakhtiar, S.T., M.T., yang mengupas langkah-langkah penerapan ISO 9001:2015. Prof. Arfan menekankan bahwa standar manajemen mutu ini membantu IKM untuk memastikan proses produksinya memenuhi standar internasional.
“ISO 9001:2015 tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga membangun kepercayaan pelanggan, memperluas pasar, dan mendukung keberlanjutan usaha,” ujar Prof. Arfan.
Peserta pelatihan tampak serius menyimak paparan materi dari narasumber di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru.
peserta pelatihan memberikan apresiasi terhadap materi yang disampaikan, meskipun beberapa di antaranya mengungkapkan tantangan yang masih dihadapi dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut.
M. Didi Rosyadi, salah satu pelaku IKM, mengungkapkan bahwa meskipun perusahaannya telah menerapkan ISO 9001:2015, mereka masih mengalami kendala dalam implementasi di lapangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Amarul Khisni, yang mengatakan bahwa perusahaannya menghadapi kesulitan dalam menerapkan Lean Manufacturing dan menyusun dokumen ISO 9001:2015.
“Kami memahami pentingnya standar ini, tetapi keterbatasan sumber daya dan pengetahuan menjadi tantangan besar bagi kami,” ujarnya.
Sejumlah pelaku IKM di Tegal juga menyampaikan bahwa mereka telah bekerja sama dengan perusahaan besar, seperti PLN dan Telkom. Namun, keterlibatan mereka masih sebatas tier 1 pemasok, sehingga margin keuntungan yang diperoleh relatif kecil. Kondisi ini mendorong perlunya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kapasitas IKM agar dapat bersaing pada level yang lebih tinggi.
Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi yang lebih besar bagi IKM logam di Tegal. Dengan penerapan ISO 9001:2015 dan Lean Manufacturing, IKM tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produknya, tetapi juga menciptakan efisiensi yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Baca juga: Wisata Religi Tersembunyi Amongrogo, Mahasiswa Tim II KKN UNDIP Ciptakan Program “MARGODEWI”
Melalui kolaborasi antara pelaku usaha, akademisi, dan pemerintah, IKM logam Tegal diharapkan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional, sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan mitra strategis.
Pembicara dan peserta pelatihan berfoto bersama setelah mengikuti kegiatan Peningkatan Kapabilitas IKM Logam Melalui Penerapan ISO 9001:2015 dan Lean Manufacturing di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru (01)