Grobogan, Jatengnews.id – Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Grobogan Mansata Indah Maratona menilai perlu untuk meningkatkan sinergitas dalam rangka mengatasi stunting di Kabupaten Grobogan.
Angka Stunting di Kabupaten Grobogan diketahui masih sangat tinggi. Angka prevalensi stunting di Kabupaten Grobogan pada tahun 2023 adalah 20,2% berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Baca juga : Komisi B DPRD Grobogan Sayangkan Polemik Pedagang di CFD
“Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 19,3%,” papar Mansata, Minggu (08/12/2024).
Mansata menerangkan Pemkab Grobogan menargetkan angka stunting turun menjadi 14% pada tahun 2024 ini.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Grobogan, antara lain melakukan intervensi spesifik dan sensitif secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas.
Melakukan kolaborasi, sinergi, dan kerja keras lintas program dan lintas sektor. Melakukan pendampingan, konseling, dan pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah.
Meluncurkan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), meluncurkan Gerakan Cegah Stunting (GECEG STUNTING), dan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
“Prevalensi stunting adalah persentase jumlah balita di suatu populasi yang mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya,” jelasnya.
Kemudian, bagaimana agar langkah-langkah koordinasi dan program-program penurunan stunting di Grobogan ini bisa terlaksana dengan baik.
Menurutnya sudah banyak program, sudah banyak kegiatan tapi langkah-langkahnya ini paling perlu dikoordinasikan. Hal itu dilakukan supaya nanti tidak saling overlap, supaya nanti tidak ada kesalahan-kesalahan aplikasi anggaran misalnya.
Baca juga : Kasus Tinggi Komisi D DPRD Grobogan Waspadai Penyebaran DBD di Musim Hujan
“Sehingga sudah diprogramkan tapi kemudian efektivitasnya kurang,” imbuhnya. (Adv-03)