Purwokerto, Jatengnews.id – Film Dokumenter Karya SMAN 2 Purwokerto yang berjudul “Yang Tergerus Waktu” meraih juara sebagai film dokumenter terbaik kategori Film Pelajar di Festival Film Budaya Nusantara (FFBN) Tahun 2024. Penghargaan diserahkan di malam penganugerahan pada Jumat, 6 Desember 2024 di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung.
Film yang menceritakan tentang sejarah lukisan Sokaraja dimana pernah terdapat galeri lukisan terpanjang se-Asia Tenggara ini menjadi film terbaik mengalahkan beberapa film pelajar lain dari penjuru tanah air.
FFBN yang diselenggarakan oleh Program Studi Televisi dan Film ISBI Bandung ini merupakan gelaran tahun ke-7 dengan mengambil tema Siklus 7. FFBN tahun ini diselenggarakan pada 4 hingga 6 Desember 2024 dengan berbagai program pemutaran dan diskusi film dari seluruh penjuru tanah air.
Menurut pendapat juri yang dibacakan pada saat Malam Penghargaan FFBN, Film Yang Tergerus Waktu mempunyai keistimemawaan dari tema yang diangkat. Sokaraja yang pernah memiliki galeri lukisan terpanjang se-Asia Tenggara pada tahun 1970-an dengan populernya lukisan khas Sokaraja ini harus hilang dan digantikan menjadi gerai makanan pada saat ini.
Namun dibalik hilangnya kepopuleran lukisan Soakaraja, ternyata masih ada generasi penerusnya yang setidaknya masih mempertahankan ciri khas lukisan Sokaraja.
Selain menjadi film Terbaik di FFBN, Film Yang Tergerus Waktu juga mendapatkan penghargaan Juara 1 Kategori Pelajar Tanah Lado Film Festival di Bandar Lampung. Festival Film yang diselenggarakan oleh Komunitas Dekafilm Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sumatera.
Festival yang fokus dalam penyelenggaraan Film Dokumenter tahun ini mengambil tema Around The Hills. Agenda utama festival ini adalah pemutaran film dan award ceremony pada 30 November sampai 1 Desember 2024. Tujuan dari festival ini adalah menjadi ajang bergengsi bagi sineas dokumenter nasional.
Seno Aulia Wiajayanto selaku sutradara Film Yang Tergerus Waktu yang turut hadir secara langsung pada malam penganugerahan merasa sangat senang dan bangga atas kedua prestasi yang diraihnya dengan filmnya di FFBN dan Tanah Lado Film Festival.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama sekolah dan CLC Purbalingga yang telah memfasilitasi dalam produksi film ini, semoga kedepan saya menghasilkan karya yang lebih baik,” ucapnya.
Naraditya Ajeng Asniasita selaku pembina ekstrakurikuler film dan fotografi (FOS) SMAN 2 Purwokerto merasa bangga dengan prestasi yang diraih oleh anak didiknya itu.
“Semoga dengan prestasi ini bisa memicu semangat berkarya bagi semua anggota ekskul film dan fotografi FOS yang kebetulan ekskul ini juga baru terbentuk di tahun ini,” ungkapnya.
Film Yang Tergerus Waktu merupakan salah satu film dampingan CLC Purbalingga yang juga menjadi film Dokumenter Terbaik dalam gelaran Festival Film Purbalingga 2024.